Pemerintah terima proposal resmi Pertamina untuk Blok Rokan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) baru saja menerima permohonan resmi dari PT Pertamina (persero) untuk mengelola Blok Rokan yang akan terminasi pada 2021 mendatang. 

Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Djoko Siswanto yang menyebut Pertamina mengajukan permohonan pengelolaan setelah melakukan open data di blok tersebut. "Setelah open data kan mengajukan," kata Djoko, Rabu (4/7).

Dari surat yang didapat Kontan.co.id, Pertamina memang telah mengajukan permohonan pengelolaan Blok Rokan pada 28 Juni 2018 lalu. Dalam suratnya, Pertamina menginginkan 100% participating interest (PI) Blok Rokan untuk kontrak selama 20 tahun yang dimulai dari tahun 2021 sampai 2041.


Selain itu, Djoko menyebut dalam proposal permohonannya, Pertamina menawarkan penggunaan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) sama seperti yang dilakukan oleh Chevron Pacific Indonesia selaku operator di Blok Rokan saat ini.

Pertamina akan melanjutkan dan meningkatkan penggunaan teknologi EOR di Blok Rokan yang telah dilakukan oleh Chevron. Saat ini, Chevron telah menerapkan penggunaan teknologi EOR dengan metode waterflood, steamflood dan chemical EOR (tahap uji coba).

Dijanjikan, pengembangan produksi di lapangan eksisting di Blok Rokan turut pula ditingkatkan. Selain itu, Pertamina juga akan mengembangkan potensi ekplorasi untuk reservoir non konvensional (shale hydrocarbon).

Pertamina mengklaim akan ada nilai tambah yang didapat negara jika pengelolaan Blok Rokan diberikan kepada Pertamina. Salah satunya adalah penguatan kedaulatan dan ketahanan energi nasional karena produksi Blok Rokan bisa menyumbang minimal 25% dari produksi nasional. Produksi Blok Rokan saat ini rata-rata mencapai 200.000 bopd.

Jika Blok Rokan dikelola oleh perusahaan plat merah tersebut, maka bakal mengurangi impor minyak mentah dan meningkatkan efisiensi pengadaan bahan baku minyak mentah bagi kilang dalam negeri. Sehingga berpotensi menghemat devisa negara.

Bila Pertamina menjadi pengelola Blok Rokan, maka sinergi dan integrasi dengan blok migas Pertamina lainnya di sekitar Blok Rokan lebih ditingkatkan. Selain itu, penggunaan produk barang dan jasa dalam negeri lebih diutamakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .