JAKARTA. Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution menyatakan pemerintah terlambat menyesuaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sehingga berdampak panjang. Menurutnya, dampaknya bukan hanya ada kelebihan konsumsi BBM melainkan juga memperburuk penerimaan negara karena terus menerus memberikan subsidi.Darmin mengatakan, pemberian subsidi BBM inilah yang membuat defisit anggaran berjalan kian membesar. "Karena kita mensubsidi kelas menengah atas," ujarnya, Rabu (27/11).Sekedar berkilas balik, pemerintah tidak menaikkan harga BBM subsidi tahun ini kendati harga pasar internasional naik. Akibatnya, konsumsi membengkak. Pemerintah telah meminta tambahan kuota BBM subsidi kepada DPR menjadi 44 juta kiloliter.Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengakui, defisit transaksi berjalan melebar karena pemerintah terlambat menyesuaikan harga BBM bersubsidi pada tahun ini. "Ini membuat volume impor membesar, sementara volume ekspor tertahan," tuturnya.Hanya saja, Agus meyakinkan pengelolaan neraca pembayaran masih terjaga baik. Katanya, angka defisit transaksi berjalan yang sempat melebar di atas 3% dari GDP kini sudah mulai menurun ke kisaran 2,4% dari GDP pada akhir 2012.Pengamat Ekonomi Universitas Gajah Mada A.Tony Prasetyantono berharap pemerintah tidak eksesif mengimpor BBM pada tahun depan. Dia berharap pemerintah menaikkan harga BBM subsidi pada tahun depan karena hal itu diperbolehkan dalam APBN 2013. Menurutnya, kebijakan untuk menaikkan harga BBM bersubsidi tinggal menunggu waktu dan besaran yang tepat.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pemerintah terlambat naikkan harga BBM subsidi
JAKARTA. Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution menyatakan pemerintah terlambat menyesuaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sehingga berdampak panjang. Menurutnya, dampaknya bukan hanya ada kelebihan konsumsi BBM melainkan juga memperburuk penerimaan negara karena terus menerus memberikan subsidi.Darmin mengatakan, pemberian subsidi BBM inilah yang membuat defisit anggaran berjalan kian membesar. "Karena kita mensubsidi kelas menengah atas," ujarnya, Rabu (27/11).Sekedar berkilas balik, pemerintah tidak menaikkan harga BBM subsidi tahun ini kendati harga pasar internasional naik. Akibatnya, konsumsi membengkak. Pemerintah telah meminta tambahan kuota BBM subsidi kepada DPR menjadi 44 juta kiloliter.Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengakui, defisit transaksi berjalan melebar karena pemerintah terlambat menyesuaikan harga BBM bersubsidi pada tahun ini. "Ini membuat volume impor membesar, sementara volume ekspor tertahan," tuturnya.Hanya saja, Agus meyakinkan pengelolaan neraca pembayaran masih terjaga baik. Katanya, angka defisit transaksi berjalan yang sempat melebar di atas 3% dari GDP kini sudah mulai menurun ke kisaran 2,4% dari GDP pada akhir 2012.Pengamat Ekonomi Universitas Gajah Mada A.Tony Prasetyantono berharap pemerintah tidak eksesif mengimpor BBM pada tahun depan. Dia berharap pemerintah menaikkan harga BBM subsidi pada tahun depan karena hal itu diperbolehkan dalam APBN 2013. Menurutnya, kebijakan untuk menaikkan harga BBM bersubsidi tinggal menunggu waktu dan besaran yang tepat.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News