KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keamanan dan khasiat vaksin Covid-19 menjadi faktor utama yang diperlukan, sehingga organisasi kesehatan dunia (WHO) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM ) memberikan izin penggunaan darurat terhadap vaksin Covid-19 yang akan digunakan. Pada pertengahan 2020, WHO sudah memberikan arahan bahwa vaksin Covid-19 perlu memiliki persyaratan minimal untuk mendapatkan izin penggunaan darurat (Emergency Use Listing) dari WHO. "Hal ini demi memastikan vaksin Covid-19 yang digunakan di dunia aman, efektif, dan terpenuhi persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan,” terang dr. Olivi Silalahi, Immunization Officer WHO Indonesia dalam siaran pers, Rabu (9/6).
Delapan vaksin Covid-19 yang masuk dalam daftar EUL termasuk Sinovac, telah melalui proses uji yang cukup panjang. Para ahli betul-betul memperhatikan kaidah-kaidah ilmiah dalam uji vaksin Covid-19 agar bisa digunakan oleh masyarakat.
Baca Juga: Pemprov DKI Jakarta mulai beri vaksin Covid-19 untuk warga usia 18 tahun ke atas “Produsen vaksin harus memasukkan data-data awal yang kemudian ditinjau dan dinilai oleh grup ahli independen (
independent expert panel). Proses penilaian inilah yang nantinya akan memberikan rekomendasi final untuk pemberian izin penggunaan darurat vaksin Covid-19,” imbuhnya. Data-data yang ditinjau oleh para ahli ini berhubungan dengan efikasi keamanan hingga cara pembuatan obat yang baik atau
good manufacturing process. Guru Besar Mikrobiologi Klinik, FKUI Prof. dr. Pratiwi P. Sudarmono menuturkan vaksin menjadi cara menghentikan laju penularan virus Covid-19 disamping penerapan protokol kesehatan yang disiplin. Dimana Covid-19 merupakan virus yang tergolong baru dan belum ditemukan obatnya. "Vaksin adalah satu-satunya mekanisme yang dengan cepat menurunkan insiden sekaligus mengurangi risiko kematian dan risiko sakit berat akibat tertular virus Covid-19," jelasnya. Guna memenuhi target vaksinasi nasional, Bio Farma ditugaskan untuk mengadakan vaksin Covid-19 juga telah melancarkan strategi agar kebutuhan vaksin Covid-19 Indonesia terpenuhi dalam waktu singkat.
“Bio Farma mengimpor vaksin Sinovac dalam bentuk setengah jadi (bulk). Karena apabila kita mengimpor dalam bentuk jadi, ada keterbatasannya. Sementara kalau dalam bentuk setengah jadi maka kita akan bisa mendatangkan bahan lebih cepat,” terang Mahsun Muhammadi, Kepala Divisi Ritel dan Pelayanan Bio Farma. Selain untuk memenuhi kebutuhan nasional dengan lebih cepat, sistem pengadaan vaksin Covid-19 dalam bentuk bulk dinilai akan meningkatkan kemampuan Indonesia untuk segera memproduksi vaksin Covid-19 mandiri. Hingga nantinya, strategi jangka panjangnya, Indonesia pada akhirnya mampu menciptakan vaksin dari awal sampai akhir. "Tentunya Bio Farma sendirian tidak sanggup, apabila kita bergotong royong dengan berbagai lembaga penelitian dan institusi perguruan tinggi kita mampu mengembangkan vaksin Merah Putih yang 100% buatan Indonesia," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi