Pemerintah Trump akhiri program amnesti imigran AS



KONTAN.CO.ID - Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali membuat keputusan kontroversial. Yakni mengakhiri program yang disahkan saat era Obama yang melindungi ratusan ribu imigran anak-anak yang masuk ke AS secara ilegal. Program ini masih akan ditunda selama enam bulan ke depan sehingga memberikan waktu bagi Kongres untuk mengesahkannya.

Jaksa Agung Jeff Sessions menjadi orang yang mengumumkan kebijakan ini pada Selasa (5/9) kemarin. Dia bilang, program yang dinamakan Deferred Action for Childhood Arrivals (DACA) merupakan kebijakan yang tidak sah oleh Presiden Barack Obama dan dia tidak dapat mempertahankannya.

Keputusan ini juga akan berpotensi menimbulkan kericuhan bagi anggota Kongres untuk mengesahkan undang-undang yang melindungi para imigran yang disebut pemimpi, sebelum tenggat waktu yang ditetapkan pemerintah Trump.


Belum jelas, apakah Kongres pimpinan GOP, anggota yang memilih untuk meniadakan undang-undang serupa di masa lalu, dapat melakukannya dalam waktu dekat karena menghadapi banyak deadline untuk mengesahkan undang-undang.

Sementara itu, lewat akun Twitternya, Trump berharap Kongres akan melegalisasikan DACA dalam enam bulan ke depan. Jika Kongres tidak mampu mencapai target itu, Trump menegaskan akan 'meninjau kembali' isu tersebut.

Penentangan publik untuk mengakhiri program tersebut kian memuncak beberapa waktu terakhir di tengah aksi protes warga di seluruh AS. Sejumlah petinggi Republik ternama seperti House Speaker Paul Ryan dan Senator Orrin Hatch, R-Utah, juga para pimpinan di industri teknologi, mendorong Trump agar tidak mengakhir program DACA.

Sedangkan para pendukung Trump, seperti Sessions, mendesaknya untuk segera mengakhir program tersebut dengan alasan akan sulit mempertahankannya di pengadilan.

"Sederhananya, jika kita ingin mencapai tujuan untuk memperkuat tatanan konstitusi dan supremasi hukum di Amerika, Departemen Kehakiman tidak dapat mempertahankan program ini," kata Sessions seperti yang dilansir CNBC.

Dengam menghapus program DACA, hal ini akan berdampak pada 800.000 anak muda yang terdaftar di bawah program tersebut. Program ini memberikan perlindungan kepada para imigran untuk periode dua tahun dari deportasi dan memperbolehkan mereka untuk bekerja di Amerika Serikat.

Di sisi lain, keputusan ini bisa menghambat pertumbuhan ekonomi AS. Berdasarkan hasil studi yang dilakukan di awal tahun ini oleh Center for American Progress, jika AS kehilangan seluruh pekerja DACA, maka tingkat Produk Domestik Bruto (PDB) AS juga akan berkurang sebesar US$ 433 miliar dalam sepuluh tahun ke depan.

Sedangkan Obama mengecam keputusan Trump tersebut. Dia mengatakan langkah Trump sebagai tindakan "salah," "merusak diri sendiri" dan "kejam."

Pendapat Obama diutarakan melalui Facebooknya. Dia mengecam keputusan Trump dan meminta Kongres untuk segera mengambil tindakan.

"Menargetkan anak-anak muda ini merupakan tindakan yang salah karena mereka tidak melakukan kesalahan apa pun. Ini merusak diri sendiri karena mereka ingin memulai bisnis baru, menjadi staf laboratorium kita, bertugas di militer kita, dan berkontribusi pada negara yang kita cintai. Dan itu kejam," tulisnya seperti yang dikutip AFP.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie