KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan memberikan penugasan kepada PT Vivo Energy Indonesia untuk menjual Bahan Bakar Minyak (BBM) satu harga. Langkah itu melalui brand yaitu Revvo 89 dengan harga yang sudah ditetapkan saat ini Rp 6.100 per liter. Kepala Biro Komunikasi Layanan Publik dan Kerja sama Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana mengatakan, pada prinsipnya kenapa ada penugasan, karena banyak yang tidak bersedia mengikuti harga di luar Jawa, Madura, Bali (Jamali) karena terlalu mahal. “Kalau PT Vivo membuka SPBU di sana dan berkomitmen dengan harga di sini (Rp 6.100 per liter) pemerintah melihatnya lebih baik ditugaskan,” terangnya kepada Kontan.co.id, di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (27/10). Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Ego Syahrial menambahkan, pihaknya meminta pembuktian kepada Vivo Energy untuk membuka SPBU di Indonesia Timur. Intinya, seperti arahan Menteri ESDM, Ignasius Jonan, dengan datangnya SPBU VIVO ini bisa membuka ruang agar masyarakat punya opsi lain. Tapi, Ego tidak melihat dari penugasan penyebaran BBM satu harga, yang terpenting, meminta PT Vivo membangun di wilayah Tertinggal, Terluar, Terpencil (3T). Seperti misalnya, di Pulau Seram, Pulau Sumbawa, dan Pulau Alor. “SPBU VIVO harus membuktikan di Indonesia Timur. Kalau enggak akan ditutup. Gampangnya begitu,“ ungkapnya.
Pemerintah tugaskan VIVO jual BBM satu harga
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan memberikan penugasan kepada PT Vivo Energy Indonesia untuk menjual Bahan Bakar Minyak (BBM) satu harga. Langkah itu melalui brand yaitu Revvo 89 dengan harga yang sudah ditetapkan saat ini Rp 6.100 per liter. Kepala Biro Komunikasi Layanan Publik dan Kerja sama Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana mengatakan, pada prinsipnya kenapa ada penugasan, karena banyak yang tidak bersedia mengikuti harga di luar Jawa, Madura, Bali (Jamali) karena terlalu mahal. “Kalau PT Vivo membuka SPBU di sana dan berkomitmen dengan harga di sini (Rp 6.100 per liter) pemerintah melihatnya lebih baik ditugaskan,” terangnya kepada Kontan.co.id, di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (27/10). Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Ego Syahrial menambahkan, pihaknya meminta pembuktian kepada Vivo Energy untuk membuka SPBU di Indonesia Timur. Intinya, seperti arahan Menteri ESDM, Ignasius Jonan, dengan datangnya SPBU VIVO ini bisa membuka ruang agar masyarakat punya opsi lain. Tapi, Ego tidak melihat dari penugasan penyebaran BBM satu harga, yang terpenting, meminta PT Vivo membangun di wilayah Tertinggal, Terluar, Terpencil (3T). Seperti misalnya, di Pulau Seram, Pulau Sumbawa, dan Pulau Alor. “SPBU VIVO harus membuktikan di Indonesia Timur. Kalau enggak akan ditutup. Gampangnya begitu,“ ungkapnya.