Pemerintah tunggu proposal Blok Rokan dari Chevron



JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) saat ini tengah menanti langkah Chevron Indonesia untuk Blok Rokan. Pemerintah berharap Chevron bisa segera mengajukan proposal perpanjangan untuk blok yang akan habis kontrak pada 2021 tersebut.

Direktur Pembinaan Hulu Migas Kementerian ESDM, Tunggal menyebut hingga saat ini Chevron belum juga mengajukan proposal. Padahal pemerintah telah bertemu dengan pihak Chevron dua kali untuk membahas perpanjang Blok Rokan.

Kedua pertemuan tersebut dipimpin langsung oleh Direktur Jenderal Migas, IGN Wiratmaja Puja. Pertemuan pertama dilangsungkan di Kementerian ESDM dan pertemuan kedua digelar di Direktorat Jenderal Migas.


Namun dalam dua pertemuan tersebut, Chevron belum juga menentukan sikap untuk mengajukan proposal perpanjangan blok Rokan. "Memanggil kan sudah dua kali, sekali di ESDM, sekali lagi di Dirjen Migas, sudah dipanggil silahkan secepatnya mau mengajukan proposal," kata Tunggal pada Jumat (2/6) lalu.

Menurut Tunggal, berdasarkan peraturan yang berlaku, batas akhir pengajuan proposal perpanjangan adalah dua tahun sebelum kontrak berakhir. Dalam kasus blok Rokan, ini berarti pada tahun 2019 adalah tahun terakhir Chevron berhak mengajukan perpanjangan.

Biarpun begitu, pemerintah berharap Chevron bisa segera mengajukan proposal secepatnya. "Kalau berdasarkan aturan kan dua tahun sebelumnya, tapi kami mengharapkan secepatnya. Kami cuma mengimbau supaya cepat,"jelas Tunggal.

Chevron sendiri masih bungkam terkait perpanjangan blok Rokan. Yanto Sianipar, Sr. Vice President, Policy, Government and Public Affairs Chevron Indonesia tidak merespon pesan yang dikirimkan KONTAN.

Namun dalam kesempatan sebelumnya, Yanto bilang Chevron akan terus berupaya memaksimalkan produksi migas dari blok Rokan. Chevron pun masih berkomitmen untuk memproduksi migas dari blok Rokan semaksimal mungkin dengan biaya seefisien mungkin.

Terkait dengan masalah investasi di Indonesia, Yanto bilang Chevron masih terus mencari kesempatan investasi di Indonesia terutama di lapangan eksisting. Kesempatan investasi itu akan disesuaikan dengan kapital perusahaan dan pergerakan harga minyak.

"Peluang lapangan eksisting itu banyak. Untuk meningkatkan aplikasi teknologi misalnya, itu kami aktifkan, sehingga membutuhkan beberapa inisiatif yang bersifat membutuhkan modal. Kami bisa terus mengikuti perkembangan dan dinamika harga minyak dengan opportunity di lapangan,"umbar Yanto pada Selasa (16/5) lalu.

Sekadar informasi, Chevron pada tahun lalu berhasil mencapai target produksi sebesar 250.000 BOEPD. Target produksi tersebut mayoritas didapat dari blok Rokan yang berada di Provinsi Riau.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto