Pemerintah menunggu ramalan BPS untuk impor beras



JAKARTA. Impor beras jenis medium pada tahun ini sangat mungkin dilakukan terlebih pada awal tahun lalu banyak lahan pertanian yang terendam banjir sehingga puso. Di wilayah Pantai Utara (Pantura) saja luas lahan pertanian yang terkena banjir mencapai 160.000 hektare dengan produksi beras sekitar 350.000 ton.

Menteri Perdagangan Muhammad Luthfi mengatakan, keputusan impor atau tidak harus mengacu pada produksi beras dalam negeri. Oleh sebab itu, keputusan impor atau tidak akan dilakukan setelah perhitungan angka ramalan (Aram) produksi padi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada Juli. "Jadi gini, itu nanti ada aramnya, aramnya itu nanti di bulan juli, itu nanti kita lihat di sana," kata Lutfi, Jumat (27/6).

Sebelumnya, Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan mengatakan terjadinya El Nino yang melanda Indonesia pada bulan Oktober hingga Desember mendatang dikhawatirkan mengganggu produksi padi dalam negeri. Rusman bilang, pemikiran impor beras tersebut sudah dapat dipikirkan dari saat ini agar memperkuat cadangan beras dalam negeri.


Seperti diketahui, untuk menjaga pasokan, setidaknya pada akhir tahun perum Bulog ditargetkan memiliki cadangan beras sebanyak 2 juta ton."Itu boleh aja dipikirkan dari sekarang tetapi ini bukan berarti arahnya kita mau impor, impor itu baru kita katakan impor kalau sudah ada eksekusinya, kan bagus kalau kita selalu berjaga-jaga," ujar Rusman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa