Pemerintah usulkan kuota BBM 52 juta kiloliter



JAKARTA. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Edy Hermantoro mengakui pemerintah kesulitan menekan tingkat konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Ini karena pertumbuhan ekonomi yang meningkat dan pertambahan populasi mobil dan sepeda motor yang kian banyak.Makanya, dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR, Rabu, (5/6), Edy meminta agar DPR menyetujui usulan pemerintah agar kuota BBM subsidi naik menjadi 51-52 juta kiloliter di Rancangan Anggaran dan Pendapatan Belanja (RAPBN) 2014. Jumlah kuota itu meningkat dibanding tahun 2013 yang sebesar 48 juta kiloliter.Menurut Edy, kuota BBM bersubsidi sudah pasti harus naik karena pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi meningkat menjadi 6,7% pada 2014. Pertumbuhan ekonomi ini jelas membawa konsekuensi bertambahnya volume konsumsi BBM bersubsidi. Berdasarkan Survei Lemigas Tahun 2010, rata-rata konsumsi BBM untuk mobil sebesar 3 liter/hari dan sepeda motor 0,7 liter/hari.

"Sementara berdasarkan UU Migas, pemerintah harus menjamin ketersediaan bahan bakar," kata Edy. Menurutnya, ada hubungan naiknya volume konsumsi BBM dengan bertambahnya kelas menengah. Bertambahnya kelas menengah, otomatis semakin menambah pembelian mobil dan sepeda motor.Kenyataan ini, menurut Edy, terlihat dari peningkatan angka penjualan mobil dan sepeda motor dalam 3 tahun terakhir. Di tahun 2010, penjualan mobil mencapai 764.710 dan sepeda motor mencapai 7.369.249. Di tahun 2011, penjualan mobil mencapai 894.164 dan sepeda motor mencapai 8.012.540. Di tahun 2012, penjualan mobil mencapai 1.116.230 dan sepeda motor mencapai 7.064.457. "Target di Tahun 2013 saja, penjualan mobil mencapai 1.100.000 dan sepeda motor mencapai 7.100.000," ujar Edy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Amal Ihsan