Pemerintah usulkan subsidi listrik 2012 sebesar Rp 40,5 triliun



JAKARTA. Pemerintah mengusulkan pengurangan subsidi listrik kepada DPR. Sebagai gantinya, pemerintah meminta kenaikan tarif dasar listrik (TDL) yang akan berlaku April 2012 mendatang untuk menambal kekurangan subsidi tersebut.Pada 2012, pemerintah mengusulkan subsidi listrik sebesar Rp 40,5 triliun dengan tambahan dari tahun ini sebesar Rp 4,5 triliun. Sehingga, total subsidi sebesar Rp 45 triliun. Nilai subsidi listrik ini lebih rendah dari tahun ini yang mencapai Rp 65,5 triliun.Menteri Koordinator Perekonomian selaku Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ad interim, Hatta Rajasa menjelaskan, pengurangan subsidi untuk mengurangi ketergantungan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) terhadap dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Bila usulan ini disetujui, pemerintah akan menaikkan TDL sebesar 10% bagi pelanggan 1.300 watt ke atas. Hatta menambahkan, kenaikan TDL ini juga untuk mengenjot jumlah orang yang bisa menikmati listrik. Sebab, dia mengaku masih banyak daerah yang belum tersentuh jaringna listrik. "Kami harus secara adil mempertimbangkan daya beli masyarakat, peningkatan elektrifikasi, dan kesinambungan fiskal, perlu ada kebijakan strategis yang dipikirkan bersama untuk itu," pungkasnya. Wakil Ketua Komisi VII DPR Effendi Simbolon mempertanyakan komitmen pemerintah dalam membantu masyarakat menikmati listrik secara merata. Pasalnya, dia melihat kebijakan pemerintah tak konsisten.DIa mencontohkan ada pengalihan pasokan gas dari PGN ke Singapura atas permintaan negara. Padahal, politisi Partai Demokrat Indonesia Perjuangan ini mengatakan, pasokan gas itu seharusnya untuk PLN.Dengan pengalihan ini, dia mengatakan PLN mengalami kerugian hingga Rp 6 Triliun. “Saat itu Direktur Utama PLN sampai bilang siap melakukan bu back kalau dijual ke Singapura seharga $12, PLN siap membeli dengan harga $15,” ungkapnya.Hatta membantah kabar tersebut. Menurutnya, pasokan itu dialihkan ke industri dalam negeri. “Kalau tidak segera dipasok akan banyak yang gulung tikar dan bisa menciptakan pengangguran," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Edy Can