JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Darwin Zahedy Saleh mengakui ada usulan perubahan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi untuk tahun 2012. “Dalam nota keuangan sebelumnya disebutkan BBM bersubsidi tahun depan sebanyak 40 juta kilo liter, atau turun sekitar 3 juta kilo liter. Tapi kini kami menjajaki lagi bagaimana kalau BBM subsidi itu menjadi 37,8 juta kilo liter,” tuturnya. Darwin mengutarakan, persoalan utama BBM subsidi bukanlah pada jumlahnya melainkan pada distribusi yang kerap tidak tepat sasaran. Untuk itu, pengurangan subsidi merupakan bagian dari upaya pengendalian BBM agar lebih tepat sasaran di masa depan. “Dalam distribusi ini kan yang penting adalah pengawasan, dari pemerintah daerah dan kepolisian setempat agar BBM bersubsidi tepat sasaran dan tepat volume. Tapi selain itu perlu ada penegasan peraturan yang menyatakan bahwa BBM bersubsidi hanya diperuntukkan bagi kendaraan umum dan plat kuning misalnya,” jelas Darwin. Bila disetujui, pengurangan jumlah BBM bersubsidi ini akan berlaku mulai April 2012, terutama untuk kawasan Jawa dan Bali. Namun, ia pun mengakui dari sudut implementasi upaya penghematan lebih jauh ini harus menyertakan keterlibatan sektor lain terutama dari sisi permintaan. Misalnya perlu pembatasan produksi motor yang mengonsumsi BBM bersubsidi, dan di sisi lain menggenjot produksi alat transportasi massal. “Ini memang bukan hal yang mudah, pemerintah harus banyak melakukan sosialisasi pada masyarakat,” ujarnya. Ada pun anggaran yang dihasilkan dari selisih penurunan subsidi rencananya dimanfaatkan untuk anggaran dan cadangan risiko fiskal.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pemerintah usulkan turunkan lagi BBM bersubsidi jadi 37,8 juta kilo liter
JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Darwin Zahedy Saleh mengakui ada usulan perubahan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi untuk tahun 2012. “Dalam nota keuangan sebelumnya disebutkan BBM bersubsidi tahun depan sebanyak 40 juta kilo liter, atau turun sekitar 3 juta kilo liter. Tapi kini kami menjajaki lagi bagaimana kalau BBM subsidi itu menjadi 37,8 juta kilo liter,” tuturnya. Darwin mengutarakan, persoalan utama BBM subsidi bukanlah pada jumlahnya melainkan pada distribusi yang kerap tidak tepat sasaran. Untuk itu, pengurangan subsidi merupakan bagian dari upaya pengendalian BBM agar lebih tepat sasaran di masa depan. “Dalam distribusi ini kan yang penting adalah pengawasan, dari pemerintah daerah dan kepolisian setempat agar BBM bersubsidi tepat sasaran dan tepat volume. Tapi selain itu perlu ada penegasan peraturan yang menyatakan bahwa BBM bersubsidi hanya diperuntukkan bagi kendaraan umum dan plat kuning misalnya,” jelas Darwin. Bila disetujui, pengurangan jumlah BBM bersubsidi ini akan berlaku mulai April 2012, terutama untuk kawasan Jawa dan Bali. Namun, ia pun mengakui dari sudut implementasi upaya penghematan lebih jauh ini harus menyertakan keterlibatan sektor lain terutama dari sisi permintaan. Misalnya perlu pembatasan produksi motor yang mengonsumsi BBM bersubsidi, dan di sisi lain menggenjot produksi alat transportasi massal. “Ini memang bukan hal yang mudah, pemerintah harus banyak melakukan sosialisasi pada masyarakat,” ujarnya. Ada pun anggaran yang dihasilkan dari selisih penurunan subsidi rencananya dimanfaatkan untuk anggaran dan cadangan risiko fiskal.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News