KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masa penawaran Sukuk Tabungan seri ST005 telah dibuka mulai Kamis (8/8) sampai 22 Agustus mendatang. Pemerintah optimistis instrumen ini akan diminati banyak investor individu. Direktur Pembiayaan Syariah Ditjen Pengelolaan Pembiyaan dan Risiko Kementerian Keuangan Dwi Irianti Hadiningdyah yakin peminat ST005 akan terus meningkat, terutama di kalangan investor pemula. Ia menggambarkan investor pemula sebagai investor yang memesan instrumen surat berharga negara (SBN) ritel dengan harga minimum yakni Rp 1 juta.
Baca Juga: Masa penawaran ST005 resmi dibuka, pemerintah targetkan penerbitan Rp 2 triliun Sewaktu ST004 ditawarkan pada bulan Mei 2019 lalu, jumlah investor yang melakukan pemesanan di harga Rp 1 juta tercatat sebanyak 338 investor. Kemudian, ketika Savings Bond Ritel seri SBR007 ditawarkan di bulan Juli 2019, jumlah investor yang memesan dengan harga Rp 1 juta meningkat jadi 1.006 investor. Dari situ, pemerintah memang lebih berorientasi memperbanyak jumlah investor yang membeli ST005 alih-alih memperbesar nilai penerbitan. “Kalau
size penerbitan bisa kami kejar lewat lelang SBN,
private placement, sampai
global bond atau sukuk,” ujar Dwi ketika ditemui Kontan.co.id, Kamis (8/8).
Baca Juga: Masih melihat situasi, Kemenkeu belum pastikan strategi front loading untuk APBN 2020 Dwi juga menyebut, pemerintah terus berupaya mendorong penambahan investor ritel dari kawasan Indonesia Tengah dan Timur. Hanya saja, memang harus diakui pihaknya tidak bisa memaksa mitra distribusi untuk gencar menawarkan SBN ritel hingga ke daerah pelosok. Pasalnya, tidak semua mitra distribusi memiliki cabang yang melimpah. Namun, ia percaya peluang bertambahnya investor ritel di luar Indonesia Barat tetap terbuka. Apalagi, sekarang SBN ritel termasuk ST005 ditawarkan secara online. Artinya, investor dapat melakukan pemesanan instrumen ini kapan saja dan di mana saja, termasuk dari wilayah timur Indonesia. Mitra distribusi tinggal memastikan promosi dapat dilakukan secara gencar melalui kanal-kanal online ataupun media sosial.
Baca Juga: Pemerintah tetapkan kupon ST005 sebesar 7,4%, berikut pertimbangannya menurut analis Selain itu, kini mitra distribusi juga tidak diberikan kuota pemesanan SBN ritel seperti di waktu yang lalu ketika proses pemesanan masih dilakukan secara
offline. Hal ini diharapkan dapat memicu mitra distribusi untuk memperluas basis investornya dari berbagai kawasan tanah air. “Dulu waktu sistemnya kuota, mitra distribusi biasanya memberi kuotanya ke nasabah-nasabah prioritas yang mayoritas ada di Jakarta dan sekitarnya,” ungkap Dwi. Ke depan, pemerintah akan memberi semacam insentif bagi mitra distribusi yang tak hanya mampu mencapai nilai penjualan SBN ritel yang besar, tapi juga mampu menjangkau investor dari beragam kawasan. “Jadi kami ingin tetapkan mitra distribusi yang punya capaian terbaik di akhir tahun nanti,” ujar Dwi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat