JAKARTA. Pemerintah yakin ekspor ke Amerika Serikat dan Eropa tidak terganggu. Deputi Bidang Perindustrian dan Perdagangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Edy Putra Irawady yakin, ekspor ke Amerika Serikat dan Eropa akan tetap berjalan kendati ada krisis utang.Edy mengatakan, sejauh ini tidak ada ekspor yang terganggu kecuali permesinan. Dia beralasan, produk Indonesia merupakan kebutuhan utama bagi pasar Eropa dan Amerika Serikat. Jika seandainya terganggu, Edy mengatakan, pemerintah akan mencarikan pasar baru. "Kalau kedua pasar itu melemah, mau tidak mau kita harus cari pasar dalam negeri," katanya, Rabu (10/8).Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu juga sempat mengutarakan, optimismenya pada peningkatan pasar ekspor sebesar US$200 miliar hingga akhir tahun meski ada ketidakpastian pada pertumbuhan ekonomi global di Amerika Serikat dan Eropa.Memang, secara porsi pasar, Amerika Serikat memegang pangsa ekspor Indonesia sebesar 10%, sedangkan Eropa mencapai 12%-13%. Namun, lantaran adanya masalah finansial pada kedua pasar tersebut maka, ungkapnya, diversifikasi pasar menjadi solusi untuk mengimbangi penurunan angka ekspor ke Eropa dan Amerika Serikat.Hanya, ekspor komoditi seperti batu bara tidak terkendala masalah finansial kedua wilayah itu lantaran tercatat sebagai kontrak jangka panjang. Sama halnya dengan kelapa sawit yang tidak terlalu berubah lantaran permintaannya untuk sektor industri makanan."Penurunan kita soft landing dari komoditi, harga memang turun, tapi tidak anjlok," ucap Marie.Selain itu, relokasi pabrik sepatu dari China cukup membantu menutupi penurunan permintaan dari Amerika Serikat. Upaya itu dinilainya dapat membantu mengimbangi pertumbuhan permintaan dari Amerika Serikat. "Selama Asia baik dan ada diversifikasi pasar, kita bisa jaga pertumbuhan," tambahnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pemerintah yakin situasi Eropa dan Amerika Serikat tak pengaruhi ekspor
JAKARTA. Pemerintah yakin ekspor ke Amerika Serikat dan Eropa tidak terganggu. Deputi Bidang Perindustrian dan Perdagangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Edy Putra Irawady yakin, ekspor ke Amerika Serikat dan Eropa akan tetap berjalan kendati ada krisis utang.Edy mengatakan, sejauh ini tidak ada ekspor yang terganggu kecuali permesinan. Dia beralasan, produk Indonesia merupakan kebutuhan utama bagi pasar Eropa dan Amerika Serikat. Jika seandainya terganggu, Edy mengatakan, pemerintah akan mencarikan pasar baru. "Kalau kedua pasar itu melemah, mau tidak mau kita harus cari pasar dalam negeri," katanya, Rabu (10/8).Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu juga sempat mengutarakan, optimismenya pada peningkatan pasar ekspor sebesar US$200 miliar hingga akhir tahun meski ada ketidakpastian pada pertumbuhan ekonomi global di Amerika Serikat dan Eropa.Memang, secara porsi pasar, Amerika Serikat memegang pangsa ekspor Indonesia sebesar 10%, sedangkan Eropa mencapai 12%-13%. Namun, lantaran adanya masalah finansial pada kedua pasar tersebut maka, ungkapnya, diversifikasi pasar menjadi solusi untuk mengimbangi penurunan angka ekspor ke Eropa dan Amerika Serikat.Hanya, ekspor komoditi seperti batu bara tidak terkendala masalah finansial kedua wilayah itu lantaran tercatat sebagai kontrak jangka panjang. Sama halnya dengan kelapa sawit yang tidak terlalu berubah lantaran permintaannya untuk sektor industri makanan."Penurunan kita soft landing dari komoditi, harga memang turun, tapi tidak anjlok," ucap Marie.Selain itu, relokasi pabrik sepatu dari China cukup membantu menutupi penurunan permintaan dari Amerika Serikat. Upaya itu dinilainya dapat membantu mengimbangi pertumbuhan permintaan dari Amerika Serikat. "Selama Asia baik dan ada diversifikasi pasar, kita bisa jaga pertumbuhan," tambahnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News