KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gedung Putih mengumumkan akan membuka 13,1 juta acre (sekitar 5,3 juta hektare) lahan publik bagi kegiatan pertambangan batu bara, sekaligus menggelontorkan dana investasi sebesar US$625 juta untuk mendukung pembangkit listrik tenaga batu bara. Langkah ini merupakan bagian dari paket kebijakan yang dirilis Departemen Dalam Negeri, Departemen Energi, dan Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) dalam upaya menghidupkan kembali sektor batu bara yang terus merosot dalam tiga dekade terakhir. Menurut data Energy Information Administration (EIA), produksi batu bara di AS turun setengahnya antara 2008 hingga 2023.
Batubara Tergerus oleh Gas dan Energi Terbarukan
Trump Prioritaskan Batubara di Tengah Lonjakan Permintaan Energi
Meski kian terpinggirkan, Presiden Donald Trump menjadikan kebangkitan sektor batu bara sebagai prioritas di masa jabatan keduanya. Salah satu alasan yang dikemukakan adalah lonjakan kebutuhan energi akibat maraknya pembangunan pusat data kecerdasan buatan (AI data centers) yang sangat boros listrik. Menteri Dalam Negeri Doug Burgum menegaskan, “Ini adalah industri yang penting bagi negara kita. Penting bagi dunia, dan akan terus penting dalam jangka panjang.”Paket Investasi US$625 Juta untuk Pembangkit Batu Bara
Rincian paket dukungan batu bara dari pemerintahan Trump mencakup:- US$350 juta untuk memodernisasi pembangkit listrik batu bara.
- US$175 juta untuk proyek batu bara di komunitas pedesaan dengan klaim menyediakan energi terjangkau dan andal.
- US$50 juta untuk peningkatan sistem pengelolaan limbah cair guna memperpanjang umur operasional pembangkit.