Pemilihan saham tepat, kinerja reksadana Prospera Saham SMC apik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemilihan saham yang tepat, dari mengurangi saham berkapitalisasi besar hingga mulai kembali masuk ke saham tersebut, membuat kinerja reksadana Prospera Saham SMC milik Prospera Asset Management catatkan kinerja apik.

Berdasarkan data Infovesta Utama, kinerja reksadana ini dalam satu tahun terakhir mencapai 30,82% per Selasa (23/10). Kinerja tersebut mengungguli kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan kinerja rata-rata reksadana saham yang tercermin dalam Infovesta Equity Fund Index yang sebesar -2,56% dan -3,57% di periode yang sama.

Michael Tanjung, Equity Portofolio Manager Prospera Asset Management mengatakan isi portofolio reksadana ini  terdiri dari saham berkapitalisasi besar. Ini berbeda dari strategi di pertengahan bulan lalu, dimana Michael fokus untuk mengurangi kepemilikan di saham big caps karena korelasi dengan risiko pasarnya besar.


Alasan Michael mulai mengoleksi saham berkapitalisasi besar karena IHSG sudah terkoreski cukup dalam, sehingga saham big caps yang merepresentasikan pasar, valuasinya mulai menarik. Terutama pada sektor perbankan dan telekomunikasi.

"Makanya kita tambah porsi di beberapa big bank, seperti BMRI, BBNI, BBRI," kata Michael, Rabu (24/10).

Berdasarkan fund fact sheet per September 2018, reksadana ini menaruh alokasi aset terbesar di sektor keuangan dengan porsi 22%. Sektor terbesar kedua yang dipilih adalah sektor pertambangan. Sementara, alokasi aset yang berada di kas dan pasar uang sebesar 16,5%.

Reksadana yang meluncur sejak 10 Maret 2017 ini memiliki alokasi aset terbesar di beberapa saham berikut, PT Astra International Tbk (ASII),PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Industri Dan Perdagangan Bntrc Dhm Tbk (CARS), PT Bank BRI Syariah Tbk (BRIS), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD), PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS), PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI), PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).

Michael memproyeksikan kinerja reksadana saham akan lebih baik. "Balik lagi reksadana saham memang untuk tujuan investasi jangka medium hingga long term, ke depan dua tiga tahun lagi kinerja reksadana ini diharapkan bisa outperform," kata Michael.

Wawan Hendrayana, Head of Investment Research Infovesta Utama mengatakan stock picking MI dalam mengelola reksadana ini baik karena di tahun ini saham big caps jatuh lumayan dalam karena asing terus jual, dan MI juga mengurangi kepemilikan saham big caps sebelum jauh terlalu dalam.

"Timing MI juga tepat sekarang mulai pindah ke saham big caps karena indeks sudah minus 8% saham big caps yang turunnya jauh lebih dalam, jadi relatif murah harganya dibanding tahun lalu," kata Wawan.

Harapannya, dengan strategi tersebut dan pasar saham yang diproyeksikan akan membaik serta Prospera yang sudah masuk ke saham big caps dengan valuasi murah bisa mengoptimalkan return reksadana ini di tahun depan.

Melihat dana kelolaan reksadana ini yang per September sebesar Rp 311 miliar, Wawan nilai reksadana ini akan cukup lincah dan mudah dalam mengganti isi portofolio.

Wawan memproyeksikan secara rata-rata kinerja reksadana saham di tahun depan berpotensi tumbuh sebesar 10%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi