Pemilik Circle K Terus Upayakan Pembelian 7-Eleven Setelah Tawaran Pertama Ditolak



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Alimentation Couche-Tard (ACT), pemilik Circle K asal Kanada, telah mengumumkan rencananya untuk mengakuisisi rival global toko serba ada, 7-Eleven, meskipun tawaran awalnya ditolak oleh perusahaan induk Jepang, Seven & i Holdings.

Akuisisi ini akan menjadi yang terbesar yang pernah dilakukan oleh perusahaan asing terhadap perusahaan Jepang, dengan nilai sekitar US$40 miliar.

Penolakan Tawaran Awal dan Proyeksi Masa Depan

Pada minggu lalu, Seven & i menyatakan bahwa proposal awal dari ACT dianggap “sangat meremehkan” nilai perusahaan, dan menawarkan waktu yang dianggap “opportunistically timed” yang mungkin menghadapi hambatan regulasi. Meskipun demikian, Couche-Tard tetap berkomitmen untuk melanjutkan negosiasi.


Baca Juga: Lee Thiam Wah: Dari Pedagang Kecil Menjadi Miliarder Baru Asia

Dalam pernyataan pada hari Minggu malam, Couche-Tard menegaskan, “Kami tetap sangat fokus untuk menyelesaikan transaksi dengan 7&i yang dalam kepentingan semua pihak terkait.”

Perusahaan menambahkan bahwa mereka “sangat percaya diri” memiliki kapasitas finansial yang cukup untuk membiayai transaksi tersebut secara tunai, dan bahwa pendanaan tidak akan menjadi syarat untuk menyelesaikan transaksi.

Ukuran dan Signifikansi 7-Eleven

Sebagai jaringan toko serba ada terbesar di dunia, 7-Eleven mengoperasikan lebih dari 85.000 outlet secara global. Meskipun merek ini dimulai di Amerika Serikat, ia telah sepenuhnya dimiliki oleh Seven & i sejak tahun 2005.

Tawaran ACT diumumkan pada bulan Agustus, di mana Seven & i kemudian mengatakan bahwa tawaran tersebut sebesar US$14,86 per saham dalam bentuk tunai, yang hampir sesuai dengan nilai pasar perusahaan Jepang.

Baca Juga: Belajar dari Hanaminomics di Jepang

Respon ACT dan Strategi Masa Depan

Couche-Tard menyatakan kekecewaannya atas penolakan Seven & i untuk terlibat dalam diskusi yang bersahabat. “Kami percaya bahwa, dengan bekerja sama, kami dapat mencapai dan menyelesaikan transaksi yang saling menguntungkan,” ujar Couche-Tard.

ACT saat ini mengoperasikan lebih dari 16.700 outlet di 31 negara dan wilayah. Di Jepang, toko 7-Eleven dipandang sebagai puncak dari kenyamanan konsumen dan keunggulan logistik, menjual segala sesuatu mulai dari makanan, tiket konser, hingga layanan perbankan.

Seven & i dilaporkan telah meminta pemerintah Jepang untuk menetapkan bagian-bagian dari perusahaan sebagai “inti”, yang akan membuat akuisisi menjadi lebih sulit.

Editor: Handoyo .