Pemilik Investree Bakal Suntik Ekuitas Baru dari Investor, Ini Kata Pengamat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemegang saham mayoritas PT Investree Radhika Jaya (Investree), yakni Investree Singapore Pte. Ltd., tampaknya telah memutuskan cara terbaik untuk menyelesaikan permasalahan gagal bayar yang terjadi selama ini, yakni dengan menyuntikkan modal baru dari investor dan restrukturisasi.

Mewakili Investree, Co-Founder atau Director Investree Singapore Pte. Ltd., Kok Chuan Lim, mengatakan pihaknya akan ikut campur dalam penyelesaian masalah gagal bayar yang terjadi dengan mengambil cara restrukturisasi.

“Kami berharap dapat segera menyelesaikan rencana restrukturisasi dengan penyuntikan ekuitas baru dari investor,” ucap Lim dalam keterangan resmi yang diterima Kontan, Rabu (31/1).


Mengenai penyuntikan permodalan dari investor, Pengamat sekaligus Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda berpendapat permasalahan gagal bayar bisa saja terselesaikan apabila Investree benar-benar mendapatkan suntikan permodalan baru.

Baca Juga: Lagi, Lender Menggugat Investree Gara-gara Masalah Gagal Bayar

Dia bilang salah satunya bisa mengandalkan pendanaan dari JTA International Holding.

"Investree memang ada pendanaan dari JTA, tetapi uangnya belum cair. Kasus Investree sebenarnya sudah dari beberapa bulan yang lalu, permasalahannya menumpuk sembari menunggu pencairan dana. Pencairan dana pun biasanya diiringi dengan kondisi khusus, semisal kinerja perusahaan atau kondisi lainnya. Saya rasa bisa menjamin pengembalian dana lender apabila pendanaan dari JTA sudah cair," ungkapnya kepada Kontan.

Nailul mengatakan Investree kemungkinan besar akan menunggu pencairan dana dari JTA tersebut. Dia bilang mereka akan sangat bergantung dari dana JTA tersebut untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.

Adapun platform fintech lending tersebut pada Oktober 2023 melalui perusahaan induknya Investree Singapore Pte Ltd (Investree Group), mendapat pendanaan seri D melalui pendirian joint venture resmi di Doha, Qatar.

Dalam pendanaan seri D, Investree mendapatkan lebih dari 220 juta Euro atau sekitar Rp 3,6 triliun. Putaran pendanaan yang terbaru dipimpin oleh JTA International Holding. 

Sebagai bagian dari perjanjian tersebut, JTA International Holding dan Investree telah mendirikan perusahaan joint venture bernama JTA Investree Doha Consultancy sebagai pusat Investree di area Timur Tengah untuk menawarkan solusi teknologi pinjaman digital kepada UMKM. Salah satunya layanan penilaian kredit berbasis artificial intelligence (AI).

Baca Juga: Adrian Gunadi Dicopot dari Direktur Utama, Ini Kata Kuasa Hukum Lender Investree

Adapun joint venture itu adalah kolaborasi antar JTA International Holding dan Investree untuk menghadirkan teknologi inovatif yang dibangun di Indonesia untuk memberdayakan UMKM di Qatar, Timur Tengah, dan Asia Tengah. 

Sebagai informasi, Investree tengah dihadapkan masalah kredit macet. Adapun TKB90 Investree pada 1 Februari 2024 sebesar 83,56%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi