JAKARTA. Pemerintah tetap optimistis, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2014 bisa lebih baik dibanding tahun lalu. Salah satu penyebab optimisme itu karena pada tahun 2014, Indonesia akan mengahadapi Pemilihan Umum (Pemilu). Biasanya, di tahun pemilu pertumbuhan ekonomi akan sedikit terangkat karena aktifitas kampanye yang mendorong kegiatan perekonomian. Wakil Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro memperkirakan, Pemilu akan memiliki andil 0,3% dari target pertumbuhan tahun 2014. Sementara target pemerintah sendiri, tahun 2014 pertumbuhan akan mencapai 6%.
Selain dari meningkatnya konsumsi masyarakat dan perputaran ekonomi, Pemilu 2014 juga bisa mendorong belanja pemerintah pusat lebih baik. “Belanja pemerintah pusat (untuk pemilu) juga akan kita efektifkan,” ujar Bambang, Jumat (25/1) di Jakarta. Sebelumnya, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melambat. Menurut Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2014 diperkirakan akan berada di level 5,3%. Pada tahun 2013 lalu, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di level 5,6%. Padahal, untuk proyeksi pertumbuhan global Bank Dunia meramal malah akan lebih tinggi dibanding tahun lalu. Salah satu penyebab melambatnya ekonomin Inmdonesia dikarenakan melemahnya harga-harga komoditas. Hal itu akan menekan ekspor dari beberapa negara berkembang seperti Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Bahkan, pertumbuhan ekonomi di wilayah asia tenggara diperkirakan akan bergerak datar. Seperti halnya Bank Dunia, lembaga dana moneter internasional atau International Monetery Fund (IMF) juga meramal pertumbuhan negara-negara di kawasan Asia Tenggara tidak akan terlalu tinggi. Pada bulan Januari ini IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi ASEAN tahun 2014 akan berada di level 5,1%. Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan proyeksi mereka pada bulan Oktober 2013 lalu sebesar 5,4%, sementara pada tahun 2013 pertumbuhan di negara ASEAN mencapai 5%. Menurut ekonom Samuel Asset Manajemen Lana Soelistyaningsih pertumbuhan ekonomi tahun 2014 diperkirakan akan membaik.
Meski demikian, tantangannya cukup berat. Salah satunya adalah perkiraan menurunnya jumlah ekspor pemerintah tahun 2014 yang disebabkan aturan larangan impor mineral mentah. Untuk Pemilu sendiri, Lana mengatakan, dampaknya memang tidak begitu signifikan. Apalagi pelaksanaan pemilu baru mulai dilakukan pada bulan Mei 2014 nanti. Sementara pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi diperkirakan baru dirasakan menjelang kampanye. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dikky Setiawan