KONTAN.CO.ID - Para pemilih Amerika akan menentukan pilihan apakah kembali memilih Presiden Demokrat Joe Biden atau pendahulunya dari Partai Republik, Donald Trump, untuk menduduki Gedung Putih. Melansir
BBC, berikut ini adalah pendapat Joe Biden mengenai empat isu penting mulai ekonomi, imigrasi, bantuan Ukraina, hingga perang Gaza. 1. Ekonomi
Kebijakan ekonomi Presiden Biden memiliki namanya sendiri, Bidenomics. Kebijakan ini melibatkan pembangunan perekonomian, yang disebut Biden "dari bawah ke atas". Hal ini berarti melakukan investasi pada infrastruktur dan manufaktur, energi ramah lingkungan, dan memperluas kesempatan kerja. Data ekonomi menunjukkan pertumbuhan yang kuat dan penciptaan lapangan kerja di bawah kepemimpinannya. Namun para pemilih merasakan dampak buruk dari tingginya inflasi, terutama makanan dan bahan bakar.
Baca Juga: Trump Lebih Populer di Kalangan Lansia dalam Survey Pemilu AS 2. Imigrasi Janji Presiden Biden mengenai pendekatan imigrasi yang lebih manusiawi membuatnya menangguhkan atau mencabut beberapa kebijakan perbatasan era Trump, mencabut batasan penerimaan pengungsi, dan memperluas pembebasan bersyarat karena alasan kemanusiaan. Namun lonjakan besar-besaran imigrasi ilegal dan reaksi publik yang terjadi kemudian telah mendorong Partai Demokrat untuk beralih ke langkah-langkah yang lebih ketat. Biden diperkirakan akan mengeluarkan perintah eksekutif yang memungkinkan pejabat perbatasan membatasi kedatangan migran dan dengan cepat mendeportasi mereka yang masuk ke AS secara ilegal.
Baca Juga: Jelang Pemilu AS, Kebijakan Luar Negeri Kontroversial Trump Kembali Jadi Sorotan 3. Bantuan Ukraina
Presiden Biden telah berulang kali mendesak Kongres untuk terus mendanai Ukraina. Biden memperingatkan bahwa kemenangan Vladimir Putin dari Rusia akan membahayakan Eropa dan menambah keberanian musuh besar AS lainnya, yakni China. 4. Perang Israel/Gaza Presiden Biden tetap solid dalam dukungannya terhadap Israel. Yakni dengan menyediakan senjata senilai miliaran dolar dan mendesak lebih banyak bantuan kepada sekutu AS tersebut. Akan tetapi ia meningkatkan kritik publik terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tentang cara dia menangani perang di Gaza.
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie