KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia secara resmi memasuki fase resesi ekonomi setelah membukukan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) negatif selama dua kuartal berturut-turut. Hal ini sekaligus menandai pertama kalinya Indonesia masuk ke jurang resesi terjadi sejak krisis keuangan Asia pada tahun 1998. Bukan berarti resesi ekonomi akan selalu membuat pasar saham terpuruk. Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas Hariyanto Wijaya mengatakan, jika belajar dari sejarah selama krisis keuangan Asia, IHSG pulih meskipun Indonesia mengalami resesi ekonomi. “Kami memperkirakan IHSG akan melanjutkan tren pemulihannya karena investor selalu melihat ke depan dan seharusnya memperhitungkan pemulihan ekonomi Indonesia di tahun 2021,” terang Hariyanto dalam riset, Senin (9/11). Dia melanjutkan, siapapun yang terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat (AS), baik itu Joe Biden atau Donald Trump, defisit fiskal Negeri Paman Sam tersebut kemungkinan besar akan tetap melebar yang kemudian akan melemahkan nilai tukar dolar AS.
Pemilu AS & data PDB Indonesia sudah lewat, ini saham pilihan Mirae Asset Sekuritas
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia secara resmi memasuki fase resesi ekonomi setelah membukukan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) negatif selama dua kuartal berturut-turut. Hal ini sekaligus menandai pertama kalinya Indonesia masuk ke jurang resesi terjadi sejak krisis keuangan Asia pada tahun 1998. Bukan berarti resesi ekonomi akan selalu membuat pasar saham terpuruk. Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas Hariyanto Wijaya mengatakan, jika belajar dari sejarah selama krisis keuangan Asia, IHSG pulih meskipun Indonesia mengalami resesi ekonomi. “Kami memperkirakan IHSG akan melanjutkan tren pemulihannya karena investor selalu melihat ke depan dan seharusnya memperhitungkan pemulihan ekonomi Indonesia di tahun 2021,” terang Hariyanto dalam riset, Senin (9/11). Dia melanjutkan, siapapun yang terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat (AS), baik itu Joe Biden atau Donald Trump, defisit fiskal Negeri Paman Sam tersebut kemungkinan besar akan tetap melebar yang kemudian akan melemahkan nilai tukar dolar AS.