JAKARTA. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI), Kamis (13/3), memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di level 7,5%. Kebijakan ini tampaknya demi menjaga konsistensi atas upaya BI menjaga inflasi sesuai target sebesar 4,5% plus minus 1% serta menurunkan defisit neraca transaksi berjalan ke level sehat hingga akhir 2014. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara menjelaskan, selain mempertahankan BI rate di angka 7,5%, bank sentral juga mempertahankan besaran suku bunga lending facility di level 7,5% dan deposit facility di level 5,75%. Kebijakan suku bunga acuan BI ini diyakini akan membawa pengaruh positif bagi nilai tukar rupiah ke dollar AS. Apalagi sebelumnya, para ekonom juga telah meramalkan bahwa BI akan mempertahankan suku bunga acuannya di angka 7,5%. Oleh karena itulah pada penutupan Kamis (13/3), kurs tengah BI menunjukkan penguatan ke level Rp 11.387 per dollar AS, dari hari sebelumnya sebesar Rp 11.432 per dollar AS.
Pemilu berjalan lancar, otot rupiah kembali kuat
JAKARTA. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI), Kamis (13/3), memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di level 7,5%. Kebijakan ini tampaknya demi menjaga konsistensi atas upaya BI menjaga inflasi sesuai target sebesar 4,5% plus minus 1% serta menurunkan defisit neraca transaksi berjalan ke level sehat hingga akhir 2014. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara menjelaskan, selain mempertahankan BI rate di angka 7,5%, bank sentral juga mempertahankan besaran suku bunga lending facility di level 7,5% dan deposit facility di level 5,75%. Kebijakan suku bunga acuan BI ini diyakini akan membawa pengaruh positif bagi nilai tukar rupiah ke dollar AS. Apalagi sebelumnya, para ekonom juga telah meramalkan bahwa BI akan mempertahankan suku bunga acuannya di angka 7,5%. Oleh karena itulah pada penutupan Kamis (13/3), kurs tengah BI menunjukkan penguatan ke level Rp 11.387 per dollar AS, dari hari sebelumnya sebesar Rp 11.432 per dollar AS.