Pemilu Berpeluang Satu Putaran, Otot Rupiah Berpeluang Menguat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasil perhitungan cepat (quick count) Komisi Pemilihan Umum (KPU) sementara ini, menunjukkan pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden nomor urut 02 akan melenggang ke Istana Negara. 

Mengutip laman pemilu2024.kpu.go.id, data per 14 Februari 2024 pukul 20:26:37 WIB menunjukkan, pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka unggul dengan perolehan suara 56,68% dari total suara. 

Dengan perolehan lebih dari separuh suara, mereka yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan RI dan Wakil Kota Solo, mungkin akan menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI tahun 2024 hingga 2029. 


Selain itu, hasil tersebut juga akan memperkecil kemungkinan pemilihan umum (Pemilu) akan dilaksanakan dua kali putaran. 

Baca Juga: Lesu, Rupiah Spot Ditutup Melemah ke Rp 15.623 Per Dolar AS Pada Hari Ini (15/2)

Dengan demikian, Ekonom Bank Danamon Irman Faiz melihat, Pemilu satu putaran ini cukup membantu untuk meredam ketidakpastian di pasar keuangan Indonesia. 

“Bila nanti hasil perhitungan tetap akan sejalan dengan quick count, sehingga tak ada Pemilu dua putaran, maka ini akan membantu menekan ketidakpastian politik dan menjaga stabilitas rupiah,” terang Faiz kepada Kontan.co.id, Kamis (15/2). 

Plus didukung dengan neraca perdagangan yang tetap mencatat surplus pada Januari 2024, serta inflasi yang berada di dalam target, maka ada kemungkinan Rupiah akan menguat dari level saat ini. 

Perhitungan Faiz, nilai tukar rupiah mungkin bergerak di kisaran Rp 14.901 per dolar Amerika Serikat (AS) di sepanjang tahun 2024. 

Bahkan, kombinasi kondisi politik yang lebih pasti dan fundamental rupiah yang kuat bisa memberi ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) pada semester II-2024. 

Baca Juga: Prabowo-Gibran Unggul di Real Count KPU, Cermati Saham Jagoan Analis

Meski demikian, Faiz mewanti-wanti tetap ada ketidakpastian yang membayangi prospek rupiah, yaitu ketidakpastian terkait kebijakan Bank Sentral AS The Federal Reserve (The Fed). 

Terlebih, data pasar tenaga kerja dan inflasi yang lebih kuat dari perkiraan cukup bertentangan dengan ekspektasi pasar terkait dengan penurunan suku bunga The Fed pada semester I 2024. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi