JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memperkirakan laju kredit perbankan pada 2014 mendatang akan berada pada level 22%. Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah mengungkapkan, ekspansi kredit perbankan ini karena tingginya permintaan pada pelaksanaan Pemilu 2014. "Dengan kenaikan tingkat suku bunga, kurs yang sudah mulai di ekuilibrium baru, kemungkinan kredit akan stabil di sekitar 20%. Akan tetapi ada kemungkinan lain juga. Kalau kegiatan Pemilu bisa mempertinggi kegiatan-kegiatan maka bisa menambah ekspansi kredit," kata Halim di Gedung DPR, Jakarta, Senin (21/10). Namun, itu bukanlah hitungan pasti. BI akan menghitung terlebih dahulu seluruh kemungkinan yang akan terjadi. Dalam kesempatan yang sama, Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo menuturkan, besaran pertumbuhan kredit itu sejalan dengan proyeksi pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang diharapkan mencapai 6% pada tahun depan. Sementara itu, bank sentral memprediksi kegiatan pemilu bisa menambah pertumbuhan ekonomi sekitar 0,2%. Pengeluaran Pemilu itu cukup positif karena tidak menambah tekanan terhadap impor. "Sebagian besar pengeluaran Pemilu menggunakan bahan baku domestik," ujar Perry. Meski demikian, terdapat hambatan dalam pertumbuhan ekonomi dan ekspansi kredit nasional. Hal ini terutama karena kenaikan suku bunga acuan atau BI rate sebesar 150 basis points menjadi 7,25%.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pemilu, kredit perbankan bisa tumbuh 22%
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memperkirakan laju kredit perbankan pada 2014 mendatang akan berada pada level 22%. Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah mengungkapkan, ekspansi kredit perbankan ini karena tingginya permintaan pada pelaksanaan Pemilu 2014. "Dengan kenaikan tingkat suku bunga, kurs yang sudah mulai di ekuilibrium baru, kemungkinan kredit akan stabil di sekitar 20%. Akan tetapi ada kemungkinan lain juga. Kalau kegiatan Pemilu bisa mempertinggi kegiatan-kegiatan maka bisa menambah ekspansi kredit," kata Halim di Gedung DPR, Jakarta, Senin (21/10). Namun, itu bukanlah hitungan pasti. BI akan menghitung terlebih dahulu seluruh kemungkinan yang akan terjadi. Dalam kesempatan yang sama, Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo menuturkan, besaran pertumbuhan kredit itu sejalan dengan proyeksi pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang diharapkan mencapai 6% pada tahun depan. Sementara itu, bank sentral memprediksi kegiatan pemilu bisa menambah pertumbuhan ekonomi sekitar 0,2%. Pengeluaran Pemilu itu cukup positif karena tidak menambah tekanan terhadap impor. "Sebagian besar pengeluaran Pemilu menggunakan bahan baku domestik," ujar Perry. Meski demikian, terdapat hambatan dalam pertumbuhan ekonomi dan ekspansi kredit nasional. Hal ini terutama karena kenaikan suku bunga acuan atau BI rate sebesar 150 basis points menjadi 7,25%.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News