JAKARTA. Berbeda dengan pembiayaan kendaraan baru yang berpotensi tumbuh signifikan, prospek pembiayaan kendaraan bekas diprediksi bakal meredup. Selain pasarnya semakin menciut, momentum pemilu dan bencana alam turut memperlambat permintaan pembiayaan kendaraan bekas. Direktur Utama BCA Finance, Roni Haslim, melihat pembiayaan mobil bekas sedikit menyusut. "Sepertinya tahun ini agak turun," kata dia. Porsi pembiayaan mobil bekas di BCA cukup besar, yakni 25% hingga 30%. Menurut Roni, pasar kendaraan bekas memang cenderung menciut. Apalagi, di awal tahun ini ada beberapa bencana alam, seperti banjir yang turut mempengaruhi permintaan pembiayaan.
Di sisi lain, Indonesia akan menjalani pesta demokrasi lima tahunan, baik pemilu legislatif maupun pemilihan presiden baru. Roni menilai, kegiatan pemilu ikut menahan konsumen untuk membeli kendaraan. BCA Finance mengharapkan, permintaan mobil bekas bisa kembali bergairah pada semester kedua nanti. "Semoga membaik setelah ada kepastian politik," ungkap Roni. BFI Finance Indonesia juga merasakan hal serupa. Cornelius Henry, Direktur BFI Finance, memprediksi pertumbuhan industri otomotif pada tahun ini tidak sekencang tahun sebelumnya. Hal ini tentu akan mempengaruhi prospek pembiayaan kendaraan, termasuk mobil bekas. "Kita pasti akan kena," kata dia. Bukan hanya itu, kehadiran mobil murah atau low cost green car (LCGC) juga turut mendongkrak pembiayaan mobil baru, sekaligus menutupi ekspansi mobil bekas. Bagi BFI Finance, kondisi ini memang tidak terlalu baik. Maklum, BFI Finance menyalurkan sebagian besar porsi pembiayaannya ke mobil bekas. Meski begitu, Cornelius tetap mematok pembiayaan mobil bekas sebagai penyumbang utama perusahaan. Manajemen masih optimistis, target kontribusi pembiayaan mobil bekas sebesar 70% total pembiayaan masih bisa terwujud pada tahun ini. Sementara pembiayaan sepeda motor bekas BFI Finance masih stagnan. Sulit kebut-kebutan di pasar motor bekas, yang terbilang kecil. Hingga kuartal ketiga tahun lalu, kontribusi pembiayaan motor bekas hanya mencapai 9%.
Di tengah tantangan yang makin berat, BFI yakin masih bisa memenuhi target pembiayaan tahun ini yang mencapai Rp 9,35 triliun. Mandiri Tunas Finance mengakui kehadiran LCGC bisa mempengaruhi pembiayaan mobil bekas. "Used car agak turun," kata Direktur Mandiri Tunas, Harjanto Tjitohardjojo. Dus, porsi pembiayaan kendaraan bekas Mandiri Tunas sekitar 12% di tahun lalu berpotensi menyusut di 2014. Sedangkan Federal International Finance (FIF), yakin pembiayaan kendaraan bekas tak terganggu. "Market kendaraan bekas akan tetap stabil," kata Suhartono, Direktur Utama FIF. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia