Pemilu, Penjualan Terigu Terdongkrak Naik



JAKARTA. Perhelatan besar Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif dan Presiden masing-masing pada April dan September 2009 membawa berkah bagi produsen terigu domestik. Kedua hajatan itu diperkirakan menaikan penjualan tepung terigu tahun ini.

Tanda-tanda kenaikan sudah mulai tampak. Pada Januari-Februari 2009 lalu, penjualan terigu nasional naik 7,4% menjadi 562.738 ton dari 524.000 ton pada periode Januari-Februari 2008.

Geliat perolehan penjualan di dua bulan pertama di 2009 ini dipicu oleh sejumlah partai yang membelanjakan uang mereka untuk membeli makanan, antara lain mie instan maupun kue. "Selain itu, mereka juga ikut membagikan sembako yang isinya termasuk terigu," kata Ratna Sari Lopies, Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia, kepada KONTAN pekan lalu.


Ini angin segar setelah tahun lalu penjualan tepung terigu domestik turun 18%. Tahun ini produsen memperkirakan penjualan naik 5%. Pemicunya, tentu saja faktor Pemilu. Selain permintaan dari partai-partai, Pemilu juga memang menyebabkan uang yang beredar di masyarakat naik. Ini membuat tingkat konsumsi masyarakat juga ikut naik.

Soal harga, produsen menilai saat ini harga terigu domestik tetap stabil di kisaran Rp 7.000 per kilogram (kg) di tingkat eceran, sedang di produsen Rp 6.300 per kg.

Padahal harga gandum internasional sedang turun, yakni dari sekitar US$ 220 per ton menjadi sekitar US$ 210 per ton saat ini. Harga ini untuk barang sampai di kapal atau dikenal dengan freight on board (FOB).

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Thomas Darmawan mengakui, penjualan makanan dan minuman dua bulan di awal tahun ini naik. Sehingga ikut mendongkrak penjualan tepung terigu. "Saya belum punya data penjualan, tapi memang naik untuk penjualan makanan dan minuman kami di dua bulan ini," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie