Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov: 1.000 Marinir Ukraina Menyerah di Mariupol



KONTAN.CO.ID - MARIUPOL. Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov pada Rabu (13/4) mengabarkan, lebih dari 1.000 marinir Ukraina menyerah di Mariupol. Saat ini, pasukan pro-Rusia mendesak sisa pasukan Ukraina yang bersembunyi di pabrik baja Azovstal untuk menyerah.

Staf Umum Ukraina dalam laporannya Rabu pagi mengonfirmasi, pasukan Rusia memang masih melanjutkan serangan terhadap Azovstal dan pelabuhan.

Dalam pesannya di Telegram, Kadyrov juga menyebutkan, ada sekitar 200 orang yang terluka di Azovstal. Ia menyarankan, agar semua pasukan Ukraina segera menyerah.


Baca Juga: Joe Biden Sebut Rusia Telah Melakukan Genosida di Ukraina

"Di Azovstal, saat ini ada sekitar 200 orang terluka yang tidak bisa menerima bantuan medis. Bagi mereka dan semua yang lain, akan lebih baik untuk mengakhiri perlawanan yang tidak berguna ini dan pulang ke keluarga mereka," tulis Kadyrov, seperti dikutip Reuters.

Pada Selasa (12/4), kanal televisi Rusia menyiarkan berita terkait marinir Ukraina yang menyerahkan diri di Illich Iron and Steel Works di Mariupol. Banyak dari mereka dilaporkan terluka.

Hanya, Kadyrov tidak menjelaskan, di pabrik mana 1.000 marinir Ukraina menyerah.

Baca Juga: Pemimpin Chechnya Menyebut Pasukan Rusia akan Segera Merebut Kiev

Sebelumnya, Kadyrov bersumpah akan melanjutkan upaya pengambilalihan Mariupol dan kota lainnya, termasuk ibu kota Kyiv.

Kadyrov, yang sering menggambarkan dirinya sebagai kaki dari Presiden Vladimir Putin, telah berulang kali dituduh oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa melakukan pelanggaran hak asasi manusia. Namun, Kadyrov selalu menyangkalnya.

Sebelum tunduk pada Rusia seperti saat ini, wilayah Chechnya telah dua kali berperang dengan pasukan Rusia sejak Uni Soviet pecah pada 1991.

Wilayah berpenduduk mayoritas Muslim di Rusia selatan ini akhirnya tunduk setelah Moskow menggelontor sejumlah besar uang ke Chechnya untuk pembangunan. Putin juga memberi Kadyrov otonomi yang sangat luas di Chechnya.