KONTAN.CO.ID - JAKARTA – Pemimpin pejuang kemerdekaan Palestina Hamas Yahya Sinwar dikabarkan meninggal dalam serangan Israel ke Jalur Gaza yang berlangsung Kamis (17/10). Namun, militer Israel mengumumkan sedang menyelidiki kemungkinan tewasnya Yahya Sinwar, pemimpin pejuang Hamas di Gaza. Yahya dikabarkan meninggal dalam operasi militer terbaru di wilayah tersebut. Yahya Sinwar, yang dikenal sebagai dalang serangan 7 Oktober, telah memimpin Hamas sejak 2017 setelah bergabung dengan kelompok tersebut pada awal 1980-an.
Baca Juga: Pemimpin Baru Hamas, Yahya Sinwar, Masuk Daftar Buronan Israel Laporan kematian Yahya Sinwar ini muncul setelah tersebarnya foto di media sosial yang diduga menunjukkan jasad Sinwar. Namun, hingga kini, foto-foto tersebut belum diverifikasi secara independen. "Selama operasi IDF di Gaza, tiga teroris berhasil dibunuh," tulis militer Israel (IDF) dalam pernyataan bersama dengan Shin Bet, dinas keamanan Israel, pada Kamis (17/10). “IDF dan ISA sedang memeriksa kemungkinan bahwa salah satu dari mereka adalah Yahya Sinwar. Identitasnya belum dapat dipastikan.” Sinwar diyakini telah bersembunyi di bawah tanah dalam jaringan terowongan Hamas di Jalur Gaza sejak serangan besar Israel dimulai tahun lalu.
Tonton: Terkuak, Ini Cara Israel Mengelabui Hizbullah Lewat Serangan Pager Selain itu, laporan menyebutkan bahwa Sinwar dikelilingi oleh sandera sebagai tameng manusia, membuat pasukan Israel sulit melancarkan serangan langsung. Meski begitu, IDF menegaskan tidak ada indikasi keberadaan sandera di lokasi operasi. Sinwar dituduh sebagai otak di balik serangan 7 Oktober yang menewaskan lebih dari 1.200 orang, termasuk warga Israel dan warga negara asing.
Dalam serangan tersebut, lebih dari 250 orang disandera, dan hingga saat ini 101 orang masih berada di Gaza, dengan 48 di antaranya dipastikan tewas dalam penahanan.
IDF juga mengonfirmasi telah memperoleh rekaman pada Februari 2024 yang menunjukkan Sinwar berjalan melalui terowongan di Gaza. Sejak serangan Israel dimulai, pemimpin Hamas itu diduga terus berpindah tempat dan menghindari penggunaan komunikasi elektronik, bergantung sepenuhnya pada utusan. Sebelumnya, sejumlah pemimpin Hamas lain juga telah menjadi target Israel, termasuk Ismail Haniyeh, pemimpin politik Hamas, yang tewas di Teheran pada Juli, serta Mohammed Deif, pemimpin militer Hamas, yang tewas di Jalur Gaza pada bulan yang sama.
Editor: Syamsul Azhar