Pemimpin Hong Kong: Kami tidak bisa menghentikan krisis segera



KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Pemimpin Hong Kong Carrie Lam menegaskan, penarikan Rancangan Undang-Undang (RUU) Ekstradisi merupakan langkah pertama untuk membantu memulihkan ketertiban di bekas koloni Inggris itu.

Langkah lainnya adalah membuka ruang untuk dialog dengan masyarakat guna mencoba mengatasi masalah ekonomi, sosial, dan politik, termasuk perumahan dan mobilitas untuk kaum muda.

"Keempat tindakan itu bertujuan untuk membuat satu langkah maju dalam membantu Hong Kong keluar dari dilema," kata Lam kepada wartawan di sela-sela perjalanannya ke Guangxi, China Selatan, Jumat (6/9) seperti dikutip Reuters. "Kami tidak bisa menghentikan krisis segera".


Baca Juga: Hong Kong bersiap-siap hadapi unjur rasa besar-besaran

Karena itu, Lam tidak setuju dengan keputusan Fitch yang menurunkan peringkat Hong Kong. Dan, ia menambahkan, beberapa tuntutan pengunjuk rasa, seperti membatalkan tuduhan terhadap pendemo yang melakukan kekerasan, adalah melanggar hukum.

Rabu (4/9) lalu, Lam mengumumkan penarikan RUU Ekstradisi yang kontroversial, yang memungkinkan warga Hongkong untuk dikirim ke China untuk diadili di pengadilan yang dikendalikan Partai Komunis yang berkuasa.

Lam juga mengungkapkan tiga langkah lain untuk membantu Hong Kong untuk keluar dari krisis yang sudah berlangsung berbulan-bulan, seiring aksi protes yang tak kunjung padam sejak awal Juni lalu.

Baca Juga: Pemimpin Hong Kong: China mendukung penuh penarikan RUU Ekstradisi

Pernyataan Lam ini keluar setelah aksi unjuk rasa besar-besaran bakal berlangsung akhir pekan ini. Para pengunjuk rasa mengancam akan mengganggu jaringan transportasi ke Bandara Internasional Hong Kong.

Editor: S.S. Kurniawan