Pemimpin oposisi Rusia dalam kondisi koma, diduga diracun



KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Pemimpin oposisi Rusia dan kritikus Kremlin paling vokal Alexey Navalny dalam keadaan koma setelah jatuh sakit karena dugaan diracun.

Melansir CNN, menurut juru bicaranya, Kira Yarmysh di Twitter, Navalny, 44 tahun, mulai merasa tidak enak badan saat dalam penerbangan kembali ke Moskow dari kota Tomsk di Siberia. Pesawat itu kemudian melakukan pendaratan darurat di Omsk, tambahnya.

Erangan keras terdengar dalam rekaman video yang tampaknya direkam dalam penerbangan yang diambil oleh Navalny, yang dibagikan di saluran Baza Telegram. Lebih banyak video yang tampaknya direkam melalui jendela pesawat menunjukkan seorang pria tidak bergerak dibawa dengan tandu beroda ke ambulans yang menunggu.


Baca Juga: Rusia: Belum perlu membantu Belarusia secara militer untuk saat ini

Menurut Yarmysh kepada stasiun radio Rusia Echo of Moscow, Navalny hanya minum teh hitam di kafe bandara sebelum lepas landas. "Kami berasumsi bahwa Alexey diracuni dengan sesuatu yang dicampur ke dalam teh. Itu satu-satunya yang dia minum di pagi hari. Dokter mengatakan racun diserap lebih cepat melalui cairan panas," tweet Yarmysh.

Kamis malam, Yarmysh mengatakan, sakit Navalny masih belum terdiagnosis. "Kami tidak tahu persis apa yang menyebabkan semua itu terjadi," katanya seperti dikutip CNN.

Dia menambahkan bahwa keluarga dan dokter Navalny telah memutuskan untuk memindahkannya ke fasilitas lain, dengan alasan kekhawatiran akan keselamatannya serta kurangnya peralatan yang diperlukan untuk pengujian.

Baca Juga: Lagi, jet tempur Rusia cegat pesawat pengintai AS di Laut Baltik

Melansir npr.org, seorang dokter yang berbicara dengan wartawan di rumah sakit mengatakan, Navalny dalam kondisi serius tetapi stabil di unit perawatan intensif. Tapi dokter itu mengatakan keracunan hanya salah satu kemungkinan diagnosis.

Aktivis Rusia Jaka Bizilj menginformasikan kepada NPR bahwa pesawat dengan peralatan medis dan spesialis akan dikirim untuk menjemput Navalny dan membawanya ke Berlin untuk dirawat di rumah sakit Charité. Bizilj mengatakan pesawat akan berangkat pada Kamis malam, setelah pihak berwenang Rusia memberikan izin.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie