Pemimpin Vietnam dan Pendukung Diplomasi Bambu, Nguyen Phu Trong, Wafat di Usia 80



KONTAN.CO.ID -  HANOI. Nguyen Phu Trong, tokoh Marxis-Leninis yang memimpin Vietnam selama lebih dari satu dekade dan dikenal dengan kebijakan 'diplomasi bambu', meninggal dunia pada usia 80 tahun. 

Partai Komunis Vietnam mengumumkan kematiannya pada Jumat, menyebutkan penyebabnya sebagai usia tua dan penyakit serius.

Trong, yang menjadi sekretaris jenderal Partai Komunis pada tahun 2011 dan menjabat sebagai presiden Vietnam dari 2018 hingga 2020, dikenal karena perannya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang pesat dan memperkuat hubungan dengan China serta Amerika Serikat. 


Ia menganjurkan kebijakan luar negeri yang fleksibel seperti bambu, dengan prinsip "lebih banyak teman, lebih sedikit musuh."

Baca Juga: Partai Komunis Vietnam Tunjuk Pimpinan Polisi sebagai Presiden

Selama berbulan-bulan terakhir, Trong tampak lemah dalam acara-acara publik dan pada hari Kamis, Presiden To Lam mengambil alih tugasnya sebagai ketua partai. 

Kebijakan 'diplomasi bambu' mencapai puncaknya saat kunjungan Presiden Joe Biden ke Hanoi pada September lalu, di mana Vietnam meningkatkan status diplomatik Amerika Serikat ke tingkat tertinggi, setara dengan China, Rusia, India, dan Korea Selatan. Tiga bulan kemudian, hubungan dengan Beijing semakin diperkuat dengan kunjungan Presiden China Xi Jinping.

Dalam negeri, Trong terkenal dengan tindakan kerasnya terhadap korupsi sejak 2017, yang dikenal sebagai "tungku yang menyala-nyala." Kebijakan ini berdampak signifikan, termasuk penangkapan atau pengunduran diri paksa para pejabat senior. 

Meskipun demikian, Trong tidak berhasil sepenuhnya memberantas korupsi, terbukti dengan skandal keuangan besar pada akhir 2022 yang melibatkan penangkapan taipan real estat Truong My Lan dan penyelamatan bank sentral yang menelan biaya lebih dari US$ 24 miliar.

Baca Juga: Mengenal Diplomasi Bambu Vietnam, Apa Itu?

Trong juga dikenal karena memperpanjang masa jabatannya sebagai ketua partai selama 13 tahun, kedua terlama setelah Le Duan, yang memimpin selama 26 tahun. 

Di bawah kepemimpinannya, Vietnam terus berkembang pesat dengan pertumbuhan PDB tahunan rata-rata 5,8% selama dekade terakhir, meskipun pandemi COVID-19 melanda.

Lahir dan besar di pinggiran kota Hanoi dari keluarga petani, Trong memiliki latar belakang akademis yang kuat dengan gelar PhD di bidang ilmu politik dari Uni Soviet. Ia dikenal sebagai pemimpin yang sederhana dan tidak menyukai kemewahan, tinggal di perumahan sederhana yang ditunjuk oleh negara.

Baca Juga: Diplomasi Bambu Vietnam Kian Gencar, Ini Pengertiannya

Trong meninggalkan seorang istri, seorang putra, dan seorang putri yang bekerja sebagai pegawai negeri. Meskipun banyak dipuji, beberapa kritikus menilai upaya pemerintah untuk memuji Trong sebagai bentuk pembangunan kultus kepribadian.

Editor: Noverius Laoli