JAKARTA. Berlanjutnya stimulus moneter
quantitative easing (QE) bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Fed Reserve rupanya berdampak pada lelang surat utang negara (SUN) yang digelar hari ini, Selasa (24/9). Lelang SUN tersebut mengalami kelebihan permintaan atau oversubcribe lebih dari 3 kali, dengan nilai mencapai Rp 25,78 triliun. "Minat investor membeli obligasi masih cukup besar pasca berlanjutnya stimulus The Fed," ujar analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Fakhrul Aufa, Jakarta, Selasa (24/9). Pemerintah menyerap dana sebesar Rp 12 triliun dari lelang hari ini, atau melebihi target indikatif yang telah ditetapkan sebelumnya sebesar Rp 8 triliun.
Seri SUN bertenor pendek SPN12140911 yang akan jatuh tempo 11 September 2013 mengalami permintaan tertinggi, mencapai Rp 7,75 triliun dengan
yield tertinggi yakni 7,25% dan
yield terendah 6,53%. Seri ini dimenangkan sebesar Rp 2 triliun dengan
yield rata-rata tertimbang 6,5% dan
yield tertinggi 6,6%. Instrumen lainnya, FR0071 yang jatuh tempo 15 Maret 2029 mengalami permintaan Rp 6,22 triliun dengan
yield tertinggi masuk 9% dan terendah sebesar 8,2%. Pemerintah memenangkan instrumen berkupon 9% dengan nilai Rp 3,05 triliun dengan
yield rata-rata tertimbang 8,35% dan
yield tertinggi sebesar 8,4%. Kemudian, total permintaan yang masuk untuk seri FR0070 yang jatuh tempo 15 Maret 2024 mencapai Rp 5,96 triliun dengan
yield tertinggi 8,52% dan
yield terendah 7,98%. Pemerintah memenangkan nilai Rp 3,65 triliun dengan yield rata-rata tertimbang 8,04% dan
yield tertinggi 8,1%. Seri FR0069 mengalami total permintaan Rp 3,43 triliun dengan
yield tertinggi yang masuk 8% dan yield terendah sebesar 7,35%. Pemerintah memenangkan surat utang bertenor lima tahun ini sebesar Rp 1,5 triliun dengan
yield rata-rata tertimbang 7,45% dan
yield tertinggi 7,54%. Dan seri FR0067 bertenor 30 tahun mengalami jumlah permintaan paling sedikit mencapai Rp 2,4 triliun dengan
yield tertinggi 9,4% dan terendah yang masuk sebesar 8,7%. Instrumen ini dimenangkan Rp 1,8 triliun dengan
yield rata-rata tertimbang 8,8% dan
yield tertinggi 8,9%.
Tingginya total permintaan juga dipengaruhi oleh supply SUN yang kian tipis. Di sisa tahun ini, pemerintah tinggal menyerap dana Rp 65,5 triliun untuk memenuhi target penerbitan surat berharga negara (SBN) 2013. Dari total kebutuhan tersebut, Fakhrul memperkirakan, hanya sekitar Rp 40 triliun yang akan dipenuhi dari lelang reguler. Kemudian sisanya, sekitar Rp 20 triliun dipenuhi dari penerbitan obligasi ritel Indonesia (ORI) dan Rp 5,5 triliun dari penerbitan SUN valas domestik. "Selain itu, permintaan yield oleh investor masih sesuai pasar dengan spread sekitar 11 basis poin sehingga pemerintah menyerap lebih besar dari target," tutur Fakhrul. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Asnil Amri