JAKARTA. Berbagai tugas harus diselesaikan kementerian dan lembaga sebelum masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berakhir. Salah satu pekerjaan rumah yang saat ini masih harus diselesaikan Kementerian Keuangan (Kemkeu) dalam periode 100 hari terakhir SBY adalah membentuk Badan Penerimaan Negara (BPN). Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, saat ini pihaknya masih memikirkan bentuk BPN. Bentuk BPN ini bisa dalam berbagai opsi, seperti yang terbaru pemisahan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dari Kemkeu. Namun ditegaskan Bambang, opsi tersebut hanya satu dari sekian opsi yang ada. Pilihan lainnya bisa seperti yang dilakukan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). BPPT merupakan badan pemerintah non departemen yang berada di bawah koordinasi Kemenristek. Bisa juga dalam bentuk Kemkeu dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). "Atau model Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas. Kita lihat mana yang paling optimal," ujar Bambang, Kamis (24/7). Lebih lanjut, Bambang menjelaskan BPN tidak hanya soal bentuk, namun juga bisa berupa perbaikan di struktur keuangan sendiri yaitu di level direktur jenderalnya. Yang paling penting dari berbagai bentuk tersebut adalah tujuan BPN bisa terwujud. Sebab tujuan BPN adalah memfokuskan diri pada penerimaan sehingga target penerimaan negara bisa tercapai.
Pemisahan Ditjen Pajak jadi opsi bentuk BPN
JAKARTA. Berbagai tugas harus diselesaikan kementerian dan lembaga sebelum masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berakhir. Salah satu pekerjaan rumah yang saat ini masih harus diselesaikan Kementerian Keuangan (Kemkeu) dalam periode 100 hari terakhir SBY adalah membentuk Badan Penerimaan Negara (BPN). Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, saat ini pihaknya masih memikirkan bentuk BPN. Bentuk BPN ini bisa dalam berbagai opsi, seperti yang terbaru pemisahan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dari Kemkeu. Namun ditegaskan Bambang, opsi tersebut hanya satu dari sekian opsi yang ada. Pilihan lainnya bisa seperti yang dilakukan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). BPPT merupakan badan pemerintah non departemen yang berada di bawah koordinasi Kemenristek. Bisa juga dalam bentuk Kemkeu dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). "Atau model Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas. Kita lihat mana yang paling optimal," ujar Bambang, Kamis (24/7). Lebih lanjut, Bambang menjelaskan BPN tidak hanya soal bentuk, namun juga bisa berupa perbaikan di struktur keuangan sendiri yaitu di level direktur jenderalnya. Yang paling penting dari berbagai bentuk tersebut adalah tujuan BPN bisa terwujud. Sebab tujuan BPN adalah memfokuskan diri pada penerimaan sehingga target penerimaan negara bisa tercapai.