KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kamar Dagang Inggris (The British Chamber of Commerce in Indonesia/BritCham) mengklaim, banyak pemodal asing mendukung wacana pemilihan presiden (pilpres) 2024 di Indonesia bisa selesai satu putaran. Direktur Eksekutif dari BritCham Chris Waren mengatakan, kepastian adalah kunci utama dalam dunia bisnis dan pasar saham. "Bisnis dan pasar biasanya lebih menyukai kepastian. Jadi mungkin kemenangan langsung," ujar Chris saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (31/1). Ia bilang, kebanyakan investor akan kesulitan menyelesaikan investasinya di tengah kampanye. Hal ini karena bagian dari uji tuntas mereka harus mencakup penilaian terhadap risiko politik apa pun yang mungkin terjadi.
"Tentu saja hal itu baru bisa selesai jika presiden baru sudah diketahui. Dalam beberapa kasus, mungkin perlu menunggu hingga diumumkannya menteri-menteri pilihan presiden yang baru," ungkapnya. Namun, Chris mengingatkan, pilpres satu putaran itu harus dilaksanakan secara demokratis, transparan, dan berjalan dengan jujur serta adil. Namun, beberapa pihak mungkin lebih memilih putaran kedua agar para pemilih di Indonesia mempunyai lebih banyak waktu untuk memikirkan keputusan akhir mereka. "Sebagian besar bisnis telah memperhitungkan jeda waktu yang akan terjadi pada putaran kedua," lanjut Chris.
Baca Juga: Jaga Kepercayaan Pasar, CEO Pinnacle Invesment Harapkan Pemilu Berjalan Kondusif Lebih lanjut, kata dia, investor Inggris cukup santai terhadap pemilu di Indonesia karena setiap transisi berjalan cukup lancar. "Format perdebatan di televisi, penggunaan media sosial secara agresif, dan mendapatkan dukungan berpengaruh dari ikon publik semuanya serupa dengan pendekatan pemilu di Inggris," kata dia. Pemodal asing pun memiliki harapan kepada calon pemimpin baru agar kebijakan yang digagas nanti memiliki kesinambungan atas kebijakan yang ada di pemerintahan Presiden Jokowi. "Untuk transisi dari Presiden Jokowi ini, hal yang paling penting bagi anggota BritCam adalah rasa nyaman bahwa akan ada tingkat kesinambungan kebijakan dan pendekatan yang wajar terhadap lingkungan bisnis secara umum," ujarnya. Selain itu, kebijakan harus mencerminkan nilai partisipasi asing dalam mendukung ambisi pembangunan nasional. "Kami akan mencari pendekatan yang cukup seimbang untuk melindungi peluang dalam negeri dan nilai tambah yang diberikan oleh investasi asing, khususnya dalam hal lapangan kerja baru di sektor riil, transfer pengetahuan, pengenalan teknologi global terbaik dan peningkatan produktivitas," sambungnya.
Pasalnya, dunia usaha asing mengharapkan komitmen berkelanjutan untuk memperbaiki iklim bisnis secara umum dengan mengurangi birokrasi yang tidak perlu. Kemudian, lebih banyak konsultasi dengan dunia usaha sebelum perubahan peraturan, juga konsistensi dalam penerapan perubahan peraturan. "Langkah-langkah untuk memastikan kepastian hukum yang lebih baik dan pendekatan yang lebih terbuka. untuk mengeluarkan izin kepada eksekutif penting asing," pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat