KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaksanaan program OK Otrip di DKI Jakarta, meliputi integrasi tiga hal utama. Pertama adalah integrasi rute yang mengharuskan kajian ulang pemerintah. Dari kajian tersebut, Kepala Dinas Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Jakarta Andri Yansyah menuturkan, ada penghapusan sejumah rute yang bersinggungan. "Jadi yang awalnya 373 trayek untuk seluruh moda berbasis jalan, kita lakukan rerouting menjadi 256 trayek," ujar Andri saat Urban Transport Discussion bertema "Mimpi Integrasi Angkutan Umum di Jakarta", Kamis (12/4) malam. Ia mengatakan, untuk transportasi umum non Bus Rapid Transit (BRT), sebelumnya ada 40 trayek. Setelah dilakukan rerouting dan dilakukan kajian, tinggal 10 trayek. Sebanyak 30 trayek dihilangkan karena berhimpitan. Sebagai contoh, dari Tanjung Priok sampai Cililitan ada beberapa trayek yang berhimpitan.
Pemprov DKI hapus 117 trayek angkot dan bus, untuk apa?
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaksanaan program OK Otrip di DKI Jakarta, meliputi integrasi tiga hal utama. Pertama adalah integrasi rute yang mengharuskan kajian ulang pemerintah. Dari kajian tersebut, Kepala Dinas Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Jakarta Andri Yansyah menuturkan, ada penghapusan sejumah rute yang bersinggungan. "Jadi yang awalnya 373 trayek untuk seluruh moda berbasis jalan, kita lakukan rerouting menjadi 256 trayek," ujar Andri saat Urban Transport Discussion bertema "Mimpi Integrasi Angkutan Umum di Jakarta", Kamis (12/4) malam. Ia mengatakan, untuk transportasi umum non Bus Rapid Transit (BRT), sebelumnya ada 40 trayek. Setelah dilakukan rerouting dan dilakukan kajian, tinggal 10 trayek. Sebanyak 30 trayek dihilangkan karena berhimpitan. Sebagai contoh, dari Tanjung Priok sampai Cililitan ada beberapa trayek yang berhimpitan.