Pemprov DKI siap bangun tol layang



JAKARTA. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bersikeras membangun jalan layang di tengah kota. Rencana ini sebagai solusi menambah ruas jalan di Jakarta untuk mengurai kemacetan. Basuki Tjahaja Purnama, Wakil Gubernur DKI Jakarta mengatakan, dalam proyek itu, Pemprov DKI akan mengadopsi konsep jalan layang yang dikembangkan oleh Metropolitan Expressway di Kota Tokyo, Jepang, sejak dekade 1960-an.

Metropolitan Expressway adalah pengelola jalan tol berpengalaman di Jepang. Basuki bilang, dengan tingkat kepadatan penduduk saat ini, Jakarta dan Tokyo memiliki solusi serupa dalam konsep mengurai kemacetan jalan. "Kita dan Jepang memiliki pemikiran yang sama. Bila mau mengatasi kemacetan jalan, membangun tol yang paling murah dan gampang adalah dengan jalan layang," kata Ahok, sapaan Basuki, di Balai Kota, Jakarta, Kamis (2/10).

Menurut Basuki, jalan tol di Tokyo dibangun sejak tahun 1970 sepanjang 89,6 kilometer (km). Hingga tahun 2010, jaringan jalan tol di kota itu sudah mencapai 301,3 km. Sekitar 75% merupakan jalan layang di atas jalan raya, sungai, dan kanal, yang melintasi gedung tinggi di tengah kota. Metropolitan Expressway mengelola jalan layang itu dengan jumlah kendaraan yang melintas sekitar satu juta kendaraan setiap hari.


Metropolitan juga membangun sistem transportasi berbasis rel di Tokyo. "Kita ingin ada kereta api layang yang ringan, light rail transit," imbuh Basuki. Berkaca dari pengalaman Metropolitan, Basuki membuka kesempatan bagi operator jalan tol itu untuk mengembangkan jalan layang di Jakarta. "Mereka menawarkan teknologi dan pengetahuannya, termasuk kalau mau joint juga boleh," ungkap Ahok.

Mitsunobu Ogihara, Direktur Departemen Konsultan Teknik Metropolitan Expressway, menimpali, pihaknya telah menyampaikan penawaran sistem pembangunan jalan layang ke Pemprov DKI Jakarta. "Kami sudah menyampaikan rancangan sistemnya ke Pak Basuki," kata Ogihara.

Rencananya, ada enam ruas jalan layang yang ditawarkan Metropolitan. Enam ruas tol itu menghubungkan Semanan-Sunter, Sunter-Pulogebang, Duri Pulo-Kampung Melayu, Ulujami-Tanah Abang, Kemayoran-Kampung Melayu, dan Pasar Minggu-Casablanca. Jalan tol ini juga akan terintegrasi dengan JORR W1.

Menurut Ogihara, desain jalan layang yang ditawarkan ke Pemprov DKI memiliki teknologi serupa dengan jalan layang di Jepang. Salah satunya, ada tiang penyangga setinggi 15 meter. Tiang ini membuat emisi gas buang langsung naik ke udara. Selain itu, jalan tol dilengkapi penghalau suara (noise barrier) untuk meredam kebisingan. Dengan teknologi tersebut, diharapkan bisa tercipta lingkungan bersih akibat polusi kendaraan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie