JAKARTA. Pemanfaatan tiang monorel yang mangkrak untuk jalur busway mendapat sambutan positif dari pemerintah provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. "Opsinya tersebut dipilih karena dilihat dari besaran biaya investasi dan kelayakan jumlah penumpang, busway lebih efisien," ujar Deputi Gubernur Bidang Industri, Perdagangan, dan Transportasi DKI, Sutanto Soehodho (27/4).Sutanto menjelaskan jika dihitung secara matematis, tiang monorel untuk busway lebih murah karena biaya pembangunan konstruksi untuk jalur buisway memang lebih rendah. Selain itu biaya penmgadan armada dan teknologinya pun lebih terjangkau.Dengan memanfaatkan tiang monorel tersebut maka bisa dibuat jalur busway yang lebih eksklusif. "Tidak seperti saat ini yang hanya setengah eksklusif karena kendaraan pribadi masih bisa masuk," imbuhnya.Menurut guru besar bidang transportasi Universitas Indonesia ini, selain bisa dimanfaatkan sebagai jalur busway, tiang pancang tersebut juga bisa dimanfaatkan sbagai light rapid transit (LRT). Angkutan jenis ini lebih kecil dari mass rapid transit (MRT) namun kapasitasnya lebih besar dari monorel. "Tetapi karena ongkos investasi untuk LRT cukup besar, maka pilihan sebagai busway dianggap paling masuk akal," terangnya tanpa merinci besaran investasi yang dimaksud.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pemprov Setuju Monorel Untuk Jalur Busway
JAKARTA. Pemanfaatan tiang monorel yang mangkrak untuk jalur busway mendapat sambutan positif dari pemerintah provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. "Opsinya tersebut dipilih karena dilihat dari besaran biaya investasi dan kelayakan jumlah penumpang, busway lebih efisien," ujar Deputi Gubernur Bidang Industri, Perdagangan, dan Transportasi DKI, Sutanto Soehodho (27/4).Sutanto menjelaskan jika dihitung secara matematis, tiang monorel untuk busway lebih murah karena biaya pembangunan konstruksi untuk jalur buisway memang lebih rendah. Selain itu biaya penmgadan armada dan teknologinya pun lebih terjangkau.Dengan memanfaatkan tiang monorel tersebut maka bisa dibuat jalur busway yang lebih eksklusif. "Tidak seperti saat ini yang hanya setengah eksklusif karena kendaraan pribadi masih bisa masuk," imbuhnya.Menurut guru besar bidang transportasi Universitas Indonesia ini, selain bisa dimanfaatkan sebagai jalur busway, tiang pancang tersebut juga bisa dimanfaatkan sbagai light rapid transit (LRT). Angkutan jenis ini lebih kecil dari mass rapid transit (MRT) namun kapasitasnya lebih besar dari monorel. "Tetapi karena ongkos investasi untuk LRT cukup besar, maka pilihan sebagai busway dianggap paling masuk akal," terangnya tanpa merinci besaran investasi yang dimaksud.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News