Pemudik Meningkat, Perputaran Duit Lebaran Diperkirakan Tembus Rp 157,3 Triliun



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Animo masyarakat untuk melakukan perjalanan mudik pada saat Lebaran Idul Fitri 2024 mengalami kenaikan yang signifikan dibandingkan tahun lalu.

Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, jumlah pemudik pada tahun ini naik sebanyak 193,6 juta orang atau 71,7% dari jumlah penduduk Indonesia.

Kenaikan jumlah pemudik ini akan mengerek terhadap kenaikan perputaran uang yang sangat besar di seluruh pelosok tanah air, khususnya daerah tujuan mudik dan destinasi wisata.


Oleh karena itu, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah, Sarman Simanjorang memperkirakan perputaran uang selama Ramadan dan Idul Fitri tahun ini bisa mencapai Rp 157,3 triliun. Namun angka tersebut masih berpotensi meningkat.

Baca Juga: Grab: Transaksi Digital Meningkat Selama Ramadan

Sarman bilang, perputaran uang ini akan menyebar diseluruh pelosok tanah air, terutama daerah yang menjadi tujuan utama mudik seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Yogyakarta, Banten dan Jabodetabek yang diperkirakan mencapai 62% dari jumlah penduduk. Sisanya akan menyebar di Sumatera, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi hingga Papua.

"Dengan perputaran yang cukup besar tersebut dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga," ujar Sarman dalam keterangannya, Kamis (28/3).

Menurutnya, perputaran uang selama Ramadan dan Idul Fitri tahun ini akan sangat signifikan untuk mengerek pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal I-2024. 

"Ini akan menjadi modal awal untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 2024 bertahan di angka 5%, syukur bisa di atas," katanya.

Di sisi lain, perputaran uang ini juga akan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di masing-masing daerah tujuan mudik, mulai dari pajak hotel, pajak restoran hingga retribusi masuk destinasi wisata.

Dalam hal ini, dirinya berharap pemerintah daerah (pemda) dapat membantu kelancaran arus mudik dan memastikan para pengusaha di daerah tujuan tidak menaikkan harga yang jor-joran sehingga membuat para pemudik enggan untuk membelanjakan uangnya.

"Pelaku usaha di daerah tujuan mudik harus dapat menciptakan pelayanan yang berkesan dan menyenangkan sehingga para pemudik tidak ragu membelanjakan uangnya selama liburan," jelas Sarman.

Baca Juga: Duit Tunjangan Lebaran (THR) Dinilai Hanya Menyokong Sesaat Perekonomian Nasional

Disamping perputaran uang pemudik, beberapa daerah juga akan mendapatkan perputaran uang tambahan dari kiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dari luar negeri atau remitansi yang diperkirakan tumbuh sekitar 25% hingga 30% selama Ramadan dan Idul Fitri 1445 H.

Sarman menegaskan, di tengah tekanan kondisi ekonomi global yang tidak pasti, momen lebaran tahun ini sangat strategis mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional dan meningkatkan geliat ekonomi di seluruh tanah air.

Budaya mudik untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarga di kampung halaman ini menjadi sarana perputaran uang terbesar di Indonesia yang diperkirakan mencapai 25% setiap tahun.

"Perputaran ini akan mampu meningkatkan konsumsi rumah tangga, menggerakkan perekonomian daerah dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .