Pemulihan ekonomi Amerika Serikat diprediksi bakal terus mengalami kemunduran



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pemulihan ekonomi Amerika Serikat kini mengalami kemunduran dan diprediksi akan memburuk. Sebab, berdasarkan data yang telah terkonfirmasi, tak sedikit dari masyarakat Amerika yang mengalami perlambatan ekonomi.

Meskipun Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberikan jaminan ekonomi akan kembali pulih, namun secara tak langsung pandemi covid-19 masih memberikan dampak buruk terhadap pemulihan ekonomi. Hal itu terlihat dari sektor restoran dan penerbangan serta terbaru meningkatnya jumlah pengangguran yang belum pulih.

Baca Juga: Sungai Mekong, arena konflik baru AS dengan China


Melansir dari Bloomberg, pada akhirnya pemerintah memungkinkan untuk menyetujui stimulus baru. Kepala ekonom dari perusahaan Moody Analytics Mark Zandi menyebutkan, jika pemerintah setempat tidak mengambil langkah untuk menyelamatkan perekonomian, maka ekonomi akan terus mengalami penurunan, atau disebut sebagai double dip.

Merujuk pada laporan yang ada, tercatat jumlah pengangguran yang mengajukan tunjangan mencapai 1,42 juta jiwa. Oleh karenanya, Amerika mendapat perhatian khusus dari investor, karena Indeks S&P 500 turun 1,2% pada Kamis (23/7). Angka ini merupakan penurunan terbesar dalam sebulan terakhir, sementara pasar saham Hong Kong dan Australia melemah pada Jumat.

Melihat situasi yang kian keruh, Partai Demokrat telah mengusulkan paket bantuan dampak virus corona senilai US$ 3,5 triliun.  Saat ini partai tengah mengalokasikan dana US$ 1 triliun. Namun, karena adanya ketidaksepakatan dalam GOP menyebabkan keterhambatan proposal.

Sementara laporan lain menunjukkan jumlah PHK pun cenderung mengalami peningkatan. Ini merupakan tanda pasar tenaga kerja bergerak ke arah yang salah.

Baca Juga: AS: Militer China gunakan konsulat di Houston untuk mencuri hasil penelitian

Menanggapi situasi yang ada, Ketua Dewan Penasihat Ekonomi Trump, Tyler Goodpseed menjelaskan, hal ini merupakan sesuatu yang secara cermat akan dipelajari oleh pemerintah. 

Terlebih, pihaknya harus memastikan data yang ada guna memastikan apakah peristiwa ini adalah sesuatu yang memprihatinkan. Dengan meningkatnya angka pengangguran di Amerika, hal ini menjadi bukti sebulan terakhir virus corona kian mendatangkan dampak besar terhadap seluruh negara. 

Editor: Tendi Mahadi