KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah mengawali kuartal pertama dengan tren pelemahan, semenjak akhir Maret, harga emas dunia mulai merangkak naik lagi. Merujuk Bloomberg, pada Kamis (20/5) pukul 17.00 WIB harga emas dunia sudah berada di level US$ 1.868,36 per ons troi. Padahal, pada akhir Maret silam, harganya masih berada di US$ 1.685 per ons troi. Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan, kenaikan harga emas ini didorong oleh pernyataan The Fed yang cenderung dovish. Walaupun, tadi malam notulensi rapat cukup mengejutkan karena adanya potensi pemangkasan kebijakan moneter ketika ekonomi Amerika Serikat (AS) sudah mulai membaik. Hasil notulensi tersebut sempat membatasi penguatan emas, seiring dolar AS dan imbal hasil US Treasury yang naik. Oleh karena itu, harga emas hari ini justru turun 0,07% dibanding perdagangan kemarin.
“Untungnya, ada statement dari Federal Reserves Atlanta, Raphael Bostic yang mengatakan pernyataan pemangkasan kebijakan moneter dinilai masih prematur. Pasalnya, pemulihan ekonomi AS masih akan butuh perjalanan panjang dan kenaikan angka inflasi juga bersifat sementara,” kata Faisyal kepada Kontan.co.id, Kamis (20/5). Baca Juga: Harga emas siang ini di Pegadaian, Kamis 20 Mei 2021 Dengan pemulihan ekonomi yang diperkirakan akan memerlukan waktu yang masih lama, serta kasus positif Covid-19 di kawasan Asia kembali melonjak, Faisyal melihat tren kenaikan harga si kuning masih akan berlanjut. Setidaknya laju penguatan masih akan terus terjadi hingga akhir semester pertama 2021. Berdasarkan hitungannya, Faisyal memperkirakan bukan tidak mungkin emas akan mencoba menguji level psikologis di US$ 2.000 per ons troi. Sementara untuk semester kedua 2021, pergerakan emas akan ditentukan oleh dua faktor. Pertama, seperti apa kondisi pandemi Covid-19 di wilayah Asia. Jika kondisinya membaik, maka investor akan mulai kembali melirik aset berisiko dan meninggalkan emas. Baca Juga: Harga emas bertahan di bawah puncak 4 bulan karena penguatan dolar AS, pagi ini