Pemulihan ekonomi China menunjukkan tanda-tanda melemah pada Mei



KONTAN.CO.ID - BEIJING. Momentum pemulihan ekonomi China menunjukkan sinyal melemah pada Mei 2021 lantaran melonjaknya harga bahan baku yang menekan keuntungan perusahaan.

Imbasnya, pebisnis menjadi lebih berhati-hati. Selain itu, penjualan properti dan mobil berkinerja buruk, mengutip Bloomberg, Rabu (26/5).

Hal ini tercermin dari prospek indeks agregat yang menggabungkan delapan indikator awal yang dilacak oleh Bloomberg yang tergelincir dari April. Akan tetapi, bisnis China masih dalam fase ekspansif yang didukung oleh permintaan ekspor yang solid.


Hasil survei Standard Chartered Plc terhadap 500 perusahaan menunjukkan keyakinan pelaku UKM berkurang pada Mei. Padahal sebelum sebelumnya berada pada level tertinggi sejak wabah Covid-19 pada bulan sebelumnya. Artinya, ada kekhawatiran pada permintaan dan margin keuntungan di masa depan.

“Lonjakan harga bahan mentah tampaknya telah menjadi tantangan utama bagi UKM. Mereka yang berfokus pada pasar dalam negeri tampaknya lebih rentan terhadap kenaikan biaya bahan menta. Sementara margin keuntungan UKM berorientasi ekspor tetap utuh pada pesanan baru yang kuat dan harga output yang tinggi,"  ujar ekonom Standard Chartered Lan Shen dan Ding Shuang. 

Baca Juga: Dalam setahun, obligasi korporasi China senilai US$ 1,3 triliun bakal jatuh tempo

Kekuatan permintaan luar negeri dapat dilihat pada ekspor Korea Selatan dalam 20 hari pertama bulan itu, yang melonjak pada laju tercepat dalam satu dekade.

Namun, penjualan rumah turun di Mei. Ini menandakan upaya regulator untuk mengendalikan risiko perumahan mungkin berdampak setelah pelonggaran moneter tahun lalu yang memicu rebound di pasar perumahan. Seiring dengan itu, ukuran untuk penjualan mobil menurun tajam dalam periode tersebut.

Adapun pelacak harga Bloomberg Economics menunjukkan reli komoditas global membantu meningkatkan inflasi pabrik di China ke level tertinggi dalam catatan di bulan Mei. Sebab barga tembaga dan bijih besi melonjak ke rekor bulan ini, meskipun reli terhenti dalam dua minggu terakhir karena China meningkatkan upaya untuk menahan biaya di tengah kekhawatiran inflasi.

Pasar saham China naik di bulan Mei, dengan indeks acuan dari 300 perusahaan daratan minggu ini mencapai level tertinggi sejak Maret.

Bloomberg Economics menghasilkan pembacaan aktivitas keseluruhan dengan menggabungkan rata-rata tertimbang tiga bulan. dari perubahan bulanan delapan indikator, yang didasarkan pada survei bisnis atau harga pasar.

Selanjutnya: Kebijakaan Bank Sentral China tak berubah tajam meski harga properti melonjak

Editor: Herlina Kartika Dewi