Pemulihan ekonomi tak pasti, bursa saham Amerika kembali melemah



NEW YORK. Para investor di bursa saham Amerika Serikat (AS) harus kembali menutup transaksi dengan wajah murung. Rabu (4/5) sore waktu AS, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di New York Stock Exchange (NYSE) kembali melemah 0,66% menjadi 12.723,58. Artinya, sudah tiga hari berturut-turut indeks acuan kinerja bursa AS ini melemah. Nasib indeks-indeks lain juga tak lebih baik. Indeks Standard & Poor's (S&P) 500 turun 0,69% menjadi 1.347,32. Sementara, Nasdaq Composite Index melemah 0,47% menjadi 2.828.Para analis menyimpulkan, kecemasan investor terhadap prospek pemulihan ekonomi AS menjadi pemicu aksi jual kali ini. Maklum, data-data terbaru yang muncul menunjukkan bahwa ekonomi AS masih loyo. Buktinya, laporan terbaru menunjukkan bahwa aktivitas di sektor jasa negeri Uwak Sam itu justru melemah. Sementara, tingkat perekrutan karyawan baru di perusahaan swasta selama bulan April juga lebih rendah dari prediksi sebelumnya. Di bulan lalu, indeks pemesanan para pengelola perusahaan (manager) juga mencapai angka terendah sejak Desember 2009.Sektor energi terpukulDi tengah ketidakpastian ekonomi seperti ini, saham-saham sektor energi dan industri yang menjadi korban pertama kali. Maklum, sejak awal 2011, ekspektasi pemulihan ekonomi telah membuat saham-saham di kedua sektor itu melesat. Indeks S&P untuk sektor energi, misalnya, telah meningkat hampir 12% selama 2011. Nah, Rabu (4/5), indeks itu melemah 1,6%. Sementara, indeks S&P untuk sektor industri juga melemah 1,4%. Yang mengkhawatirkan, Chicago Board Options Exchange (CBOE) Volatility Index atau VIX juga telah mencapai angka 17,08. Indeks ini menunjukkan tingkat fluktuasi bursa saham. Semakin tinggi angka indeks VIX, semakin tinggi risiko fluktuasi di market. "Semakin lama bertahan di atas angka 16, itu semakin berbahaya," tulis Larry McMillan, Presiden McMillan Analysis Corp dalam risetnya. Dalam kondisi seperti ini, Doug Kass, pendiri dan Presiden Seabreeze Partners Management, di Palm Beach, Florida, menyarankan agar investor berhati-hati. "Lebih baik cenderung konservatif dan meningkatkan posisi kas," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Cipta Wahyana