KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) diproyeksikan akan membukukan perbaikan kinerja pada kuartal IV-2020. Hanya saja, jika diakumulasikan, kinerja CPIN sepanjang 2020 diperkirakan masih akan turun seiring dengan adanya dampak dari pandemi Covid-19. Analis Mirae Asset Sekuritas Emma Fauni mengatakan, sejak kuartal III-2020, sebenarnya saham emiten poultry, termasuk CPIN sudah berada dalam fase pemulihan. Sehingga kinerjanya terus membaik secara kuartalan. Apalagi, pada kuartal IV-2020 kondisi harga broiler maupun Day Old Chicken (DOC) juga terus membaik. “Pada kuartal IV-2020, harga broiler dan DOC itu bagus banget sehingga akan memberikan kinerja positif hingga di operating profit. CPIN memang belum merilis laporan keuangan, namun melihat kinerja peers yang tumbuh positif, seharusnya kinerja CPIN juga tidak jauh berbeda,” kata Emma kepada Kontan.co.id, Selasa (13/4).
Walau demikian, jika secara full year, Emma memperkirakan pendapatan CPIN masih akan turun sekitar 19,6% secara year on year (yoy). Hal ini imbas dari dampak pandemi Covid-19 pada pertengahan tahun lalu. Memasuki 2021, Emma optimistis tren pertumbuhan kinerja CPIN akan kembali berlanjut. Apalagi, harga broiler dan DOC sejauh ini masih tetap terjaga, bahkan cenderung naik. Oleh karena itu, ia meyakini pada kuartal I-2021, kinerja CPIN bisa mengungguli kinerja kuartal IV-2021 yang sudah bagus. Baca Juga: Pemerintah rutin lakukan culling, prospek Charoen Pokphand (CPIN) tahun ini menarik “Pemerintah sepanjang kuartal I-2021 sudah melakukan tiga kali program pemangkasan (culling), dan kedelapan kalinya secara berturut-turut sejak Agustus 2020. CPIN ini punya banyak DOC dan mendapatkan kuota terbesar dari Grand Parent Stock (GPS), sehingga harga DOC yang sedang bagus ini menjadi katalis positif untuk CPIN,” imbuh Emma.