KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemulihan ekonomi dan kebijakan moneter longgar akan menjadi peluang perbaikan kinerja sektor properti tahun ini. Pemulihan sektor properti sudah tampak setidaknya di akhir tahun lalu. Sejumlah emiten melaporkan kinerja pendapatan pra-penjualan
(marketing sales) cukup memuaskan. PT Bumi Serpong Damai Tbk (
BSDE) misalnya, membukukan
marketing sales yang apik di tengah kondisi Covid-19. Emiten properti ini juga cukup percaya diri dengan tidak merevisi target perolehan kontrak baru. "Secara umum untuk 2020 kami kemungkinan mencapai 90% dari target yang tidak direvisi, target kami Rp 7,2 triliun," kata Direktur Bumi Serpong Damai Hermawan Wijaya, Selasa (19/1).
Sedangkan manajemen PT Perintis Triniti Properti Tbk (
TRIN) juga menyampaikan bahwa
marketing sales pada Desember 2020 mengalami lonjakan hingga 125% secara bulanan (mom).
Baca Juga: Pertumbuhan ekonomi dan bisnis digital bakal berlanjut, simak rekomendasi para pakar Beberapa emiten yang merevisi target
marketing sales juga melaporkan bahwa kinerjanya melampaui target. Antara lain PT Agung Podomoro Land Tbk (
APLN) yang baru saja melaporkan raihan
marketing sales Rp 3,5 triliun, melampaui target Rp 3 triliun. Padahal emiten properti ini sempat merevisi target
marketing sales menjadi kisaran Rp 1 triliun-Rp 1,5 triliun pada Agustus 2020 silam. PT Ciputra Development Tbk (
CTRA) misalnya, tahun lalu emiten ini membukukan
marketing sales sekitar Rp 5 triliun melampaui target yang ditetapkan sebesar Rp 4,5 triliun. Kondisi serupa juga dialami oleh PT Summarecon Agung Tbk (
SMRA) yang membukukan
marketing sales sebesar Rp 3,3 triliun melebihi target yang ditetapkan Rp 2,5 triliun. Kendati melampaui target, CTRA dan SMRA sama-sama telah merevisi target di tengah kondisi Covid-19 yang memukul kondisi perekonomian global. CTRA merevisi target dari yang semula Rp 6 triliun dan target awal SMRA sebesar Rp 4,5 triliun. "Sepertinya
recovery sejalan dengan ekonomi juga, mulai kuartal ketiga 2020 perlahan beranjak naik
marketing sales-nya. Ini didukung pelonggaran PSBB dan juga tren suku bunga acuan yang rendah," kata Analis Philip Sekuritas Anugerah Zamzami Nasr.
Baca Juga: Pemulihan ekonomi lambat, risiko gagal bayar surat utang berpotensi meningkat Meski kinerja cukup ciamik dengan indikator melampaui target yang telah direvisi, Zamzami menegaskan bahwa kondisi tersebut masih lebih rendah bila dibanding capaian 2019. Misalkan CTRA yang membukukan
marketing sales sebesar Rp 6,1 triliun di tahun 2019 dan SMRA yang memperoleh Rp 4,1 triliun di tahun yang sama. Namun Zamzami optimistis cerita pemulihan sektor properti masih akan berlanjut di tengah pemulihan ekonomi yang juga berlanjut. Dengan peluang berlanjutnya pemulihan sektor properti di tahun ini, Zamzami merekomendasikan saham PT Pakuwon Jati Tbk (
PWON) dan PT Summarecon Agung Tbk (
SMRA) di mana masih terlihat adanya diskon terhadap
net asset value (NAV).
Adapun
marketing sales PWON pada kuartal ketiga 2020 silam tercatat sebesar Rp 726 miliar, mendekati target yang ditetapkan Rp 1 triliun. Target tersebut telah direvisi dari yang semula Rp 1,7 triliun. Sementara itu, manajemen APLN, CTRA, dan SMRA kompak masih mengkaji target
marketing sales di tahun ini sembari melihat kondisi di awal 2021. Pada awal tahun ini masih terjadi lonjakan kasus harian Covid-19 sehingga pemerintah kembali melakukan pengetatan kegiatan sosial, terutama Jawa-Bali.
Baca Juga: Pembiayaan sindikasi diperkirakan akan prospektif tahun ini Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati