Pemurni air jadi kebutuhan saat kualitas air buruk



MASALAH kualitas air yang buruk biasanya dialami oleh masyarakat di perkotaan, seperti Jakarta. Jika tidak berlangganan PAM, biasanya solusinya adalah memakai alat pemurni air alias water purifier untuk menjadikan air tanah menjadi layak untuk dikonsumsi.

Bagi pengusaha, masalah air ini merupakan peluang bisnis. Suherman, pengamat produk elektronik, berpendapat, masalah air di Indonesia, memang bisa menjadi lahan manis bagi produk pemurni air. "Potensi pasarnya masih sangat bagus, bisa tumbuh sampai 200%, meski produk ini sangat segmented," ujarnya.

Tak heran, potensi pasar yang menggiurkan ini pun tak disia-siakan oleh PT Sharp Indonesia dengan menggelar road show bertajuk "Healthier Beautiful You". Dalam ajang itu yang berakhir 15 April lalu itu, Sharp memperkenalkan produk pemurni air WJ-500, pemurni air tanpa listrik.


Frans Wibowo, Product Marketing Manager PT Sharp Electronics Indonesia, menjelaskan, meskipun tak butuh tenaga listrik, produk ini punya keunggulan tiga fitur sistem, yaitu ultra filter system (UF), activated carbon system, dan self-cleaning system. Dengan tiga sistem itu, WJ-500 bisa menjernihkan air, menghilangkan bakteri, kandungan besi, kekeruhan, klorin, lumpur, dan pasir.

Alat pemurni air Sharp ini merupakan salah satu inovasi produk pemurni air. Pada umumnya, alat ini berbentuk tabung-tabung besar untuk menyaring air sebelum sampai ke kran. Nah, pemurni air dari Sharp ini bukan berupa tabung besar, hanya kotak seukuran 12 inchi dan dipasang sebelum kran, entah cuci piring atau kamar mandi.

Pangsa pasar meluas

Jika produk Sharp itu lebih memurnikan air dari toren atau pompa langsung, selama ini dikenal juga produk yang memurnikan air sampai siap minum. PT Unilever Indonesia punya produk PureIt. Ada juga produk lain dari PT Coway Indonesia dan Advance. Bahkan, yang tak kalah membanggakan, ada produk pemurni air buatan lokal bernama Banyu Mili, produksi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Suherman bilang, produk PureIt menjadikan produk pemurni air sebagai produk yang bisa diterima lebih luas pelbagai kalangan masyarakat. Salah satu sebabnya, harganya cukup miring, sekitar Rp 500.000 per unit. Sebelumnya, produk serupa dibanderol di atas Rp 1 juta. "Jadi, produk pemurni air bukan lagi milik golongan menengah ke atas. Unilever meramaikan pasar produk ini dengan menyasar pasar ritel," ujar Suherman.

Lihat saja contoh produk lain yang lebih dulu muncul, seperti Advance. Chairman Advance, Apit Haripin, bilang saat ini Advance membanderol tiap unit produknya mulai Rp 4 juta sampai Rp 13 juta. Dengan harga setinggi itu, Apit optimistis target pertumbuhan penjualan 10%–15% per tahun seiring pertumbuhan daya beli masyarakat. Sekitar 55% penjualan masih datang dari Jakarta.

Coway punya konsep lain dalam bisnis pemurni air. Selain menjual produk, Coway fokus pada bisnis sewa alat. Coway menargetkan sekitar 1.000–1.500 produk bisa terserap setiap tahun. Hendra, Kepala Unit Bisnis Coway Indonesia, menerangkan, tarif sewa mulai Rp 250.000–Rp 450.000 per bulan dengan masa sewa selama 24 bulan. Daya tampung maksimal air mencapai 11 liter dengan daya listrik maksimal 300 watt. "Cocok untuk rumahtangga yang butuh sekitar 60 liter air per hari," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Catur Ari