JAKARTA. Sejumlah emiten bergegas menambah saham beredar di publik alias free float. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, ada empat emiten baru yang menyatakan akan mengikuti ketentuan free float. Emiten itu adalah PT Lion Metal Works Tbk (
LION), PT Trust Finance Indonesia Tbk (
TRUS), PT Asuransi Jasa Tania Tbk (
ASJT) dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (
BNGA). “Mereka berusaha memenuhi peraturan I.A.1,” ungkap Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Samsul Hidayat, ke KONTAN, belum lama ini. Samsul bilang, masih ada 18 emiten yang belum memenuhi Kep-00001/BEI/01-2014 Peraturan Nomor I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas selain Saham yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat. Tenggat waktu untuk mematuhi aturan itu adalah pada Januari 2016.
Beleid itu menyatakan, jumlah saham milik pemegang saham bukan pengendali dan bukan pemegang saham utama minimal 50 juta saham. Kemudian saham beredar minimal 7,5% dari modal disetor. Selanjutnya, jumlah pemegang saham paling sedikit 300 pihak yang memiliki rekening efek di anggota bursa. LION dan TRUS tidak memenuhi jumlah pemegang saham minimal. Pada akhir November, LION memiliki 288 pemegang saham atau kurang 4% dari ketentuan BEI. Sementara jumlah pemegang saham TRUS dengan kepemilikan di bawah 5% hanya berjumlah 55 pihak dan 3 pihak dengan kepemilikan di atas 5%. Kemudian, ASJT tidak memenuhi jumlah minimal saham beredar. Akhir November, saham beredar ASJT hanya 21,32 juta atau 3,55%. BNGA juga akan memenuhi ketentuan minimal 7,5% saham beredar. Saat ini, jumlah saham beredar BNGA cuma 3,08%. Opsi penambahan saham beredarnya antara lain Penawaran Umum Terbatas (PUT) dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue, PUT Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (non-HMETD) atau private placement, maupun pembagian dividen saham. Manajemen BNGA masih mengkaji opsi mana yang akan dipilih. Bukan emiten besar Sebelumnya, PT Merck Tbk (MERK) ingin memenuhi ketentuan free float dengan memecah nilai nominal saham atau stock split. MERK menetapkan rasio stock split 1:20. Saat ini, nominal saham MERK Rp 1.000 per saham. Usai stock split, nilai nominalnya menjadi Rp 50 per saham. Lalu jumlah sahamnya akan naik dari 22,4 juta menjadi 448 juta. Para analis menilai, rencana empat emiten tadi menambah free float tidak akan mendongkrak transaksi di BEI pada akhir tahun ini. Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri, mengatakan, keempat emiten itu tidak akan mendongkrak nilai transaksi BEI di akhir tahun. "Empat emiten itu kan tidak terlalu besar, berbeda seperti sebelumnya ada Sampoerna (HMSP). Kalau ini tidak terlalu besar, jadi efeknya tidak besar. Tapi minimal kalau bersama-sama 18 emiten lain tentu aturan free float itu akan meningkatkan transaksi," ujar dia.
Lantaran BEI yang masih menunggu pemenuhan kewajiban free float pada akhir Januari mendatang, dia melihat secara kumulatif, penambahan free float akan mendorong transaski BEI di awal 2016. "Kalau di akhir tahun ini mungkin tidak akan menambah transaksi lagi, tapi untuk tahun depan. Karena tahun depan pasar modal akan bagus," kata dia. Analis First Asia Capital, David Sutyanto mengatakan, keempat emiten yang akan menambah free float merupakan emiten dengan kapitalisasi pasar kecil sehingga tak akan berdampak banyak terhadap transaksi di BEI. "Kecuali yang menambah free float emiten besar. Yang mendorong transaksi BEI di akhir tahun window dressing, itu pun saya masih agak ragu," ujar dia. Saat ini nilai transaksi harian di BEI hanya Rp 5,77 triliun. Angka tersebut masih di bawah target BEI di 2015, yakni Rp 6 triliun per hari. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto