Penambahan jaringan distribusi topang penjualan M Cash Integrasi (MCAS)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan yang bergerak di sektor digital, PT M Cash Integrasi (MCAS) mencatatkan penjualan bersih Rp 7,87 triliun, naik 63,95% year on year (YoY) dari sebelumnya Rp 4,8 triliun. Adapun laba tahun berjalan ikut terkerek 119,79% YoY menjadi Rp 197,79 miliar dari sebelumnya Rp 89, 99 miliar. 

Pertumbuhan penjualan ini tidak lepas dari perluasan jaringan distribusi perusahaan yang meningkat 110,2% YoY menjadi 153.000 titik dari sebelumnya 73 ribu titik. Jumlah ini di atas target perusahaan di awal tahun yang menargetkan 90.000 hingga 100.000 titik jaringan distribusi hingga akhir 2019. Di tahun 2020 nanti, manajemen menargetkan jaringan distribusi mencapai setidaknya 180.000 titik. 

Baca Juga: Laba Kresna Graha Investama (KREN) merosot di kuartal III 2019, kenapa?


"Sementara  masih sama soal wilayahnya, karena distribusi nasional jadi dari Sumatera sampai sampai Papua," kata Direktur Utama PT M Cash Integrasi Tbk Martin Suharlie ditemui usai  Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB)  yang digelar di Parc Place, Selasa, (17/12)

Perkembangan bisnis yang pesat  mendorong perusahaan perusahaan mengubah rencana penggunaan dana yang dihimpun ketika Initial Public Offering (IPO) Juli 2018 yang lalu. 

Berdasar hasil RUPSLB PT M Cash Integrasi, disepakati sekitar 70% dari pendanaan digunakan untuk peningkatan modal kerja, seperti pembiayaan piutang usaha kepada pelanggan pihak ketiga, persediaan barang dagang, dan uang muka pembelian barang dagang kepada pemasok pihak ketiga. 

Baca Juga: Bangun ekosistem untuk UMKM, Distribusi Voucher (DIVA) gandeng ATT

Sementara 30% lainnya, dimanfaatkan untuk meningkatkan teknologi komunikasi informasi, pembelian hardware dengan pihak ketiga dan software yang berkaitan dengan komunikasi. Asal tahu saja, pada saat IPO MCAS melepas 216,98 juta saham setara 25% dari modal disetor. Adapun dana yang dibidik mencapai Rp 300 miliar. 

Rencana sebelumnya, sebesar 60% dari dana IPO untuk modal kerja, 30% untuk peningkatan teknologi komunikasi dan informasi, dan 10% untuk pengembangan dan pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM).

Martin optimistis bisnis MCAS masih akan bertumbuh tahun melihat pertumbuhan sektor digital yang masif.  " Penetrasi di pasar, penerimaan di pasar juga semakin tinggi, artinya orang makin banyak orang pakai produk kami," tutupnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .