Penambahan rig AS membuat minyak tergelincir 1%



JAKARTA. Harga minyak kembali melemah lantaran kenaikan rig pengeboran minyak Amerika Serikat (AS) memudarkan sentimen positif dari pembatasan produksi OPEC.

Mengutip Bloomberg, Senin (20/3) pukul 19.30 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman April 2017 di New York Mercantile Exchange terkikis 1,54% ke level US$ 48,03 per barel dibanding sehari sebelumnya.

Baker Hughes Inc. menyatakan, produsen minyak AS menambah jumlah rig pengeboran sepanjang pekan lalu sehingga memperpanjang lonjakan rig di bulan ke-10. Di sisi lain, Arab Saudi melalui Menteri Energi Khalid Al-Falih menyatakan sudah siap memperpanjang pemangkasan produksi minyak jika pasokan tetap berada di atas rata-rata lima tahun.


Sepanjang pekan lalu, harga minyak diperdagangkan di bawah US$ 50 per barel dan berada di dekat level terendah sejak November 2016. Harga kembali ke bawah US$ 50 per barel lantaran stok minyak AS mendekati level tertinggi. Sementara itu, AS terus meningkatkan produksi minyak sehingga membebani upaya pemangkasan produksi OPEC dan beberapa negara non-OPEC. Menurut Menteri Energi Rusia, Alexander Novak, pada akhir April atau pertengahan Mei, OPEC dan mitra non-OPEC harus memutuskan apakah pembatasan produksi akan berlanjut.

"Salah satu pendorong utama minyak adalah spekulasi apakah OPEC akan memperpanjang perjanjian pemangkasan output," kata Ric Spooner, Kepala Analis Pasar CMC Markets di Sydney, seperti dikutip Bloomberg, Senin (20/3). "Ini merupakan faktor signifikan untuk pasar. Jika tidak bergulir, maka ada potensi bearish untuk ke depannya," imbuhnya.

Data Baker Hughes pekan lalu menyatakan rig pengeboran minyak AS bertambah 14 menjadi 631 rig. Perusahaan telah menambah 106 mesin ke lapangan sepanjang tahun ini. Sementara berdasarkan Energy Information Administration, output minyak AS naik menjadi 9,1 juta barel per hari atau tertinggi sejak Februari 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia