KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah dihadapkan pada pilihan sulit: menambah subsidi untuk meningkatkan daya beli masyarakat, atau mempertahankan prestise di mata lembaga rating dunia. Itulah implikasi dari kenaikan kenaikan harga minyak dunia. Sejauh ini, pemerintah memilih langkah pragmatis, yakni menambah anggaran subsidi kendati tak populis di mata lembaga rating. Kementerian Keuangan sudah menerima usulan penambahan subsidi energi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan akan diserahkan ke DPR untuk dibahas. Dua anggaran subsidi yang akan ditambah. Pertama, menambah subsidi solar dari saat ini Rp 500 per liter menjadi Rp 700-1.000 per liter. Kedua, menambah subsidi listrik yang nilainya masih dihitung.
Penambahan subsidi paling masuk akal
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah dihadapkan pada pilihan sulit: menambah subsidi untuk meningkatkan daya beli masyarakat, atau mempertahankan prestise di mata lembaga rating dunia. Itulah implikasi dari kenaikan kenaikan harga minyak dunia. Sejauh ini, pemerintah memilih langkah pragmatis, yakni menambah anggaran subsidi kendati tak populis di mata lembaga rating. Kementerian Keuangan sudah menerima usulan penambahan subsidi energi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan akan diserahkan ke DPR untuk dibahas. Dua anggaran subsidi yang akan ditambah. Pertama, menambah subsidi solar dari saat ini Rp 500 per liter menjadi Rp 700-1.000 per liter. Kedua, menambah subsidi listrik yang nilainya masih dihitung.