Penambang Bitcoin Mendapatkan Rekor Hash Rate Jelang Pemilu AS



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penambang Bitcoin terdaftar di AS telah meningkatkan kepemilikan mereka terhadap hash rate jaringan global, mencapai tingkat tertinggi baru tahun ini.

Mengutip decrypt.co, sekitar 14 penambang Bitcoin yang terdaftar di publik di AS mengendalikan 28,9% dari total hash rate jaringan, seperti yang disampaikan oleh analis dari raksasa perbankan investasi J.P. Morgan dalam catatan investor pada hari Rabu.

Apa Itu Hash Rate?

Hash rate mengacu pada jumlah daya komputasi yang digunakan untuk mencetak koin baru dan menjaga keamanan jaringan Bitcoin.


Peningkatan persentase hash rate yang dikuasai oleh penambang AS mencerminkan efisiensi dan keunggulan pendanaan dari beberapa operator publik, memberikan sinyal positif bagi para investor.

Baca Juga: Italia akan Menaikkan Pajak Capital Gain Kripto Menjadi 42%

Kinerja Saham Penambang Bitcoin di AS

Seiring dengan peningkatan ini, saham penambang crypto teratas di AS mengalami “rally” dalam dua minggu pertama bulan Oktober. Perusahaan-perusahaan ini dinilai lebih rendah dari biasanya dibandingkan dengan potensi imbalan yang dapat mereka peroleh dari Bitcoin, menjadikannya pilihan investasi yang menarik menjelang pemilihan mendatang bulan depan.

Para investor kini dapat memperoleh eksposur terhadap crypto dengan berinvestasi di perusahaan-perusahaan penambangan daripada berinvestasi langsung ke dalam aset crypto. Pendekatan ini telah menjadi pilihan yang lebih disukai di kalangan pemain besar sebelum munculnya ETF Bitcoin spot berbasis AS tahun ini.

Beberapa penambang Bitcoin teratas di AS, seperti CleanSpark, IREn, dan Marathon Digital, semuanya terdaftar di bursa saham AS. Masing-masing perusahaan ini berkontribusi terhadap peningkatan hash rate dan memiliki potensi untuk memberikan imbal hasil yang menarik bagi para investor.

Dampak Larangan Penambangan di China

Sebelum larangan penambangan Bitcoin yang diterapkan oleh China pada Mei 2021, hash rate global terpusat di negara tersebut. Larangan ini memaksa banyak perusahaan untuk pindah dan mendirikan operasi mereka di negara lain.

Baca Juga: Elon Musk dan Langkah Mengejutkan Tesla, Nasib Bitcoin US$765 Juta Masih Jadi Misteri

Sejak saat itu, Amerika Utara telah menjadi pemain dominan dalam industri penambangan Bitcoin, termasuk beberapa bagian Asia.

 

Selanjutnya: Sebulan Harga Emas Antam Naik 3,25%, Hari Ini Positif (17 Oktober 2024)

Menarik Dibaca: Hati-Hati, Inilah Ciri-Ciri Krim yang Mengandung Merkuri Berbahaya

Editor: Handoyo .