Penanaman Karet Multistrada Lambat



JAKARTA. Memasuki tahun 2014, realisasi penanaman lahan karet PT Multistrada Arah Sarana Tbk masih belum banyak mekar. Pasalnya, saat ini perusahaan masih melihat situasi ekonomi global yang masih berfluktuasi.

Realisasi penanaman karet perusahaan masih di bawah 1.000 hektar (ha). Angka ini masih sangat kecil bila dibandingkan dengan total luas lahan karet yang dimiliki Multistrada. "Bagi Multistrada, industri perkebunan karet adalah hal baru, jadi kami mencoba pelan-pelan dulu sambil melihat situasi," kata  Investor Relation PT Multistrada Arah Sarana Tbk Yunita Xi kepada KONTAN, akhir pekan lalu.

Meski begitu, ia bilang perusahaan berkode emiten MASA ini akan terus melanjutkan penanaman lahan karet sesuai dengan rencana. Sekadar catatan, sejak April 2012 perusahaan mulai melakukan penanaman lahan karet seluas 1.000 ha yang ditargetkan bakal rampung dalam dua tahun sejak penanaman dimulai. Harapannya, kebun karet milik perusahaan ini akan mulai menghasilkan karet lima tahun setelah penanaman.


Saat ini Multistrada memiliki lahan karet seluas 127.000 ha yang tersebar di Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur. Kebun karet milik MASA dikelola oleh beberapa anak usahanya yang bergerak di bidang pengusahaan pengelolaan Hutan Tanaman Industri (HTI). Anak usaha tersebut, antara lain, PT Multistrada Agro International (MAI), PT Meranti Laksana (MLA), PT Meranti Lestari (MLI), PT Mitra Jaya Nusaindah (MJN), dan PT Sylvaduta (SDC).Multistrada dikenal sebagai produsen ban luar bermerek Achilles, Corsa, dan Strada. Untuk memproduksi ban tersebut, Multistrada membutuhkan pasokan bahan baku karet rata-rata 15.000 ton-20.000 ton per tahun.

Sebagai informasi, saat ini total kapasitas produksi Multistrada mencapai 16 juta unit ban per tahun. Rinciannya, kapasitas produksi Passanger Car Radial (PCR) sebanyak 10 juta ban. Sedangkan kapasitas produksi ban mobil lainnya 6 juta ban per tahun.Meski berjalan pelan, namun Multistrada tetap melanjutkan penanaman lahan karetnya. Untuk merealisasikannya, Yunita bilang tahun ini Multistrada bakal menggelontorkan investasi sebesar Rp 50 miliar untuk melanjutkan penanaman lahan karet. Dana ini untuk penanaman Hutan Tanaman Industri, pembersihan lahan (land clearing) serta membiayai pos operasional lainnya.

Asal tahu saja, sejak April 2012 hingga akhir tahun lalu, perusahaan telah mengucurkan dana sebesar Rp 200 miliar untuk merealisasikan penanaman lahan karet. Multisrada mengalokasikan sebesar 26% dari dana hasil penerbitan saham baru (right issue) yang mencapai Rp 1,5 triliun.

Pada akhir 2012, Multistrada menyatakan menunda pembangunan pabrik pengolahan karet senilai US$ 10 juta. Semula, pabrik pengolahan tersebut bakal dibangun pada tahun 2013. Kala itu, perusahaan beralasan ekspansi pabrik belum mendesak lantaran volume produksi multistrada selama 2013 diproyeksikan sama seperti 2012. Ditambah lagi, penjualan ban ke Eropa pada tahun 2013 juga sedang menunjukkan tren yang menurun.

Hingga saat ini, Multistrada belum memastikan kapan pembangunan pabrik pengolahan karet ini bakal direalisasikan. Yang jelas, kelak pabrik pengolahan milik Multistrada ini bakal berlokasi di Kalimantan Barat, berdekatan dengan lokasi perkebunan karet milik perusahaan.

Kelak, jika perkebunan karet dan pabrik tersebut sudah berproduksi, MASA berharap bisa memenuhi separuh dari total bahan baku karet yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk memproduksi ban.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi