Penanaman kedelai mungkin terpangkas, harga CPO melesat 2%



KUALA LUMPUR. Minyak sawit atau crude palm oil (CPO) melesat karena spekulasi petani di AS kemungkinan mengurangi penanaman kedelai. Hal ini dinilai bakal mengurangi produksi kedelai yang digunakan untuk membuat minyak kedelai. Minyak sawit dan minyak kedelai merupakan produk substitusi.Kemarin, Oil World menyebut, petani di AS dan China lebih cenderung menanam jagung dan kapas untuk panen tahun ini, dibanding kedelai. Departemen Pertanian AS akan merilis laporan tahunan rencana penanaman petani, besok. Survei Bloomberg memprediksi, penanaman kedelai AS mungkin turun 0,8% menjadi 31,1 juta hektare. Ini yang terkecil sejak 2008.Direktur Commodity Links Pte. Vijay Mehta mengatakan, areal penanaman jagung akan diperluas, dan itu mengurangi panen kedelai. "Ini pasti akan memberikan dukungan pada harga minyak sawit," ujarnya.

Kontrak CPO untuk pengiriman Juni di Malaysia Derivatives Exchange (MDE) melesat 2,2% ke level RM 3.323 per ton pada pukul 16.04 WIB. Adapun, hingga pukul 18.04 WIB, harganya masih reli di RM 3.312 atau setara US$ 1.094,7 per ton.Analis Geojit Comtrade Ltd . Ankita Parekh mengamini, proyeksi berkurangnya penanaman kedelai di AS musim ini kemungkinan akan tetap menjadi faktor mendasar yang menopang harga. "Setiap terganggunya produksi bisa mendorong harga kedelai ke level tertinggi barunya," imbuh Parekh.Mehta menambahkan, CPO mendapat dukungan yang bagus karena konsistennya permintaan. "Ada peningkatan permintaan dari India, Pakistan, dan Bangladesh dalam beberapa pekan terakhir," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dupla Kartini